50 Ribu Pekerja Terancam PHK, Gimana Nasib Sritex?
GELUMPAI.ID – PT Sri Rejeki Isman Textile Tbk. atau Sritex tengah menghadapi badai besar di industri tekstil Indonesia. Setelah putusan Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi pada Rabu, 18 Desember 2024, sekitar 50 ribu pekerja terancam kehilangan pekerjaan.
Paguyuban Karyawan/Karyawati Sritex baru-baru ini mengirim surat permohonan kepada Ketua Mahkamah Agung RI. Mereka memohon agar eksekusi pailit terhadap perusahaan tekstil raksasa ini ditunda.
“Mohon dengan sangat dengan berlinang air mata agar supaya YM. Bp. Ketua Mahkamah Agung RI yang arif serta bijaksana memberikan petunjuk/disposisi kepada Ketua Pengadilan Niaga Semarang untuk dapatnya dilakukan ‘Penundaan Eksekusi Pailit’ dengan alasan kemanusiaan dan keamanan serta Hak Asasi Manusia,” demikian bunyi petikan surat tertanggal 2 Januari 2025 tersebut.
Surat itu ditandatangani oleh Koordinator Paguyuban Karyawan, Slamet Kaswanto, serta diketahui oleh Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto.
Sumber Tempo mengungkap, Sritex saat ini sedang menempuh upaya hukum Peninjauan Kembali (PK). Namun, Slamet menegaskan bahwa proses hukum tidak boleh mengabaikan hak asasi manusia.
“Sritex adalah tempat bergantung hidup bagi ribuan pekerja. Kami hanya ingin perusahaan ini tetap berjalan,” ujar Slamet.
Meski kurator sempat diinstruksikan untuk menjalankan upaya going concern, langkah tersebut hingga kini belum terwujud. Slamet mengungkapkan, mayoritas kreditur sebenarnya mendukung agar operasional Sritex tetap berjalan, tetapi kendala terus menghadang.
Menurut Slamet, bila pailit dibatalkan dan perusahaan kembali stabil, utang-utang Sritex bisa diselesaikan. Sebaliknya, jika status pailit berlanjut, para pekerja berisiko tidak menerima pesangon saat mengalami PHK.
Perdebatan terkait opsi bailout pun mencuat. Meski menjadi hak prerogatif pemerintah, Slamet menilai langkah itu bisa menimbulkan kesan negatif.
Saat ini, harapan karyawan dan keluarga besar Sritex tertuju pada pengadilan dan proses PK yang sedang berlangsung. Mereka berharap nasib 50 ribu jiwa dapat diselamatkan.
Tinggalkan Komentar