GELUMPAI.ID — Perang antara perusahaan AI global dan Uni Eropa kian memanas.
Aturan baru soal AI, yang dikenal sebagai AI Act, resmi disahkan sembilan bulan lalu. Regulasi ini jadi yang pertama di dunia yang menuntut transparansi soal konten hasil AI.
Namun, aturan yang paling bikin panas adalah soal kewajiban memberi tahu pemilik hak cipta saat karya mereka dipakai untuk melatih algoritma AI.
Ketentuan ini mulai berlaku pada 2 Agustus dan jadi pusat konflik antara pemilik hak cipta dan raksasa AI seperti OpenAI, Meta, dan startup asal Prancis, MistralAI.
Mereka kompak mengkritik aturan ini sebagai penghambat inovasi di Eropa.
Bos OpenAI, Sam Altman, bahkan menulis opini di koran Le Monde. Ia menilai regulator Eropa perlu mempertimbangkan dampak keputusan mereka terhadap masa depan teknologi.
Altman menyebut adanya “kesenjangan inovasi” antara Eropa dan negara seperti AS serta China.
Ini bukan kali pertama perusahaan teknologi besar bentrok dengan Uni Eropa. Tahun 2018, Meta dan kawan-kawan juga sempat mengkritik keras GDPR, hukum privasi paling ketat di dunia.
Namun, hukum tersebut kini justru jadi acuan di banyak negara, termasuk beberapa negara bagian di AS.
Di sisi lain, OpenAI kini sedang digugat oleh The New York Times di AS terkait pelanggaran hak cipta.
Langkah serupa kini juga dipertimbangkan oleh grup media Prancis, Les Echos-Le Parisien, setelah negosiasi mereka dengan OpenAI gagal.
Presiden grup tersebut, Pierre Louette, menyatakan kekesalannya dalam konferensi AI Action Summit di Paris.
“Kami tahu kalian memanen karya kami. Kami sebelumnya tidak tahu. Sekarang kami bilang kami menolak, dan kami butuh perlindungan serta kompensasi,” ucap Louette.
Ia menyebut situasi ini seperti “memanen ladang orang lain lalu menjual hasilnya”, dan menyamakannya dengan pencurian.
Louette juga menyindir ketika OpenAI menuduh perusahaan China, DeepSeek, meniru model AI mereka.
“Lucu saja. Kalau mereka yang dicuri, baru ribut soal hak kekayaan intelektual. Tapi giliran mereka yang mengambil karya orang lain, diam saja,” katanya.