Internasional News

Ancaman Tarif Trump Diyakini Mampu Dorong Dialog dengan Meksiko

GELUMPAI.ID – Seorang Demokrat dari Texas meyakini bahwa ancaman tarif yang dilontarkan Presiden terpilih Donald Trump terhadap Meksiko akan memaksa negara tersebut untuk duduk di meja perundingan guna menyelesaikan masalah imigrasi dan fentanyl.

Pernyataan ini disampaikan oleh Rep. Henry Cuellar dari Distrik Kongres ke-28 Texas, yang berbatasan langsung dengan Meksiko di bagian selatan negara bagian tersebut. Dalam wawancaranya dengan NewsNation pada hari Selasa, Cuellar memberikan pandangannya terkait dampak ancaman tarif tersebut.

Ketika ditanya, “Jika tarif 25 persen dapat berpotensi memperbaiki masalah perbatasan, apakah Anda akan mendukung itu?” Cuellar menjawab, “Laredo adalah pelabuhan terbesar; kami menangani 40 persen dari semua perdagangan antara AS dan Meksiko. Saya tahu ini adalah cara untuk bernegosiasi, mendapatkan pengaruh. Saya yakin Meksiko akan datang ke meja perundingan.”

Namun, Cuellar juga menekankan bahwa tidak ada pihak yang menginginkan tarif sebesar itu. “Tidak ada yang menginginkan tarif 25 persen, dan pihak Meksiko mengancam akan melakukan hal yang sama. Kita tidak ingin terjebak dalam situasi itu,” tambahnya. “Tetapi saya pikir ini akan membawa Meksiko ke meja perundingan sehingga kita bisa menyelesaikan masalah imigrasi dan fentanyl.”

Trump Berkomitmen Terapkan Tarif pada Awal Kepresidenan

Dilansir dari Fox News, Donald Trump telah bersumpah untuk memberlakukan tarif pada Meksiko ketika ia kembali ke Gedung Putih pada Januari mendatang. Dalam sebuah unggahan di Truth Social pada hari Senin, Trump menulis, “Seperti yang semua orang ketahui, ribuan orang masuk melalui Meksiko dan Kanada, membawa kejahatan dan narkoba pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Ia melanjutkan dengan menyatakan bahwa pada hari pertamanya menjabat, ia akan menandatangani dokumen eksekutif untuk memberlakukan tarif 25 persen pada semua produk yang masuk ke Amerika Serikat dari Meksiko dan Kanada. “Tarif ini akan tetap berlaku sampai narkoba, khususnya fentanyl, dan semua imigran ilegal menghentikan invasi ke negara kita!” tulisnya.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar