Assad Klaim Diri Sebagai ‘Penjaga’ Suriah Setelah Kejatuhan Damascus
GELUMPAI.ID – Mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, berusaha menggambarkan dirinya sebagai “penjaga” negara yang terus berjuang melawan “serangan teroris” sebelum akhirnya terpaksa melarikan diri ke Rusia.
Dilansir dari Fox News, Assad yang selama lebih dari satu dekade dikenal dengan taktik brutal dan penindasan selama perang saudara, mengeluarkan pernyataan di Telegram yang menyatakan dirinya sepenuhnya berdedikasi untuk Suriah dan berharap negara tersebut bisa kembali bebas dan merdeka.
Setelah hampir 14 tahun konflik, pelanggaran hak asasi manusia, dan kondisi kehidupan yang keras bagi sebagian besar warga Suriah, Assad digulingkan pada 8 Desember lalu setelah serangan besar yang dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham, yang merebut wilayah barat Suriah dari utara hingga selatan dalam waktu singkat, termasuk ibu kota Damascus.
Sebagai bentuk perlawanan terhadap apa yang ia sebut sebagai “banjir misinformasi dan narasi yang jauh dari kebenaran”, Assad menyatakan tetap bertahan di Suriah selama mungkin.
Meskipun telah diketahui sejak seminggu lalu bahwa diktator Suriah itu melarikan diri ke Moskow setelah kejatuhan Damascus, detail mengenai kepergiannya masih belum jelas. Assad mengungkapkan bahwa setelah serangan yang dimulai di Aleppo, Hama, dan Homs, ia tetap berada di Damascus hingga pagi 8 Desember.
“Saat pasukan teroris menyusup ke Damascus, saya pindah ke Latakia dengan koordinasi sekutu Rusia untuk memantau operasi tempur,” tulisnya.
Ia juga menyebutkan bahwa ketika tiba di Pangkalan Udara Hmeimim, yang terletak di pantai utara Suriah, ternyata semua posisi tentara Suriah di area tersebut telah jatuh dan pasukan oposisi semakin sering menyerang pangkalan dengan serangan drone.
“Karena tidak ada cara untuk meninggalkan pangkalan, Moskow meminta agar komando pangkalan segera mengatur evakuasi ke Rusia pada malam 8 Desember,” lanjut Assad.
Ia mengklaim bahwa meskipun pasukan pemberontak menggulung negara itu, ia tetap berdiri di samping tentara Suriah di garis depan, hanya beberapa meter dari teroris dalam pertempuran yang paling berbahaya dan intens.
Tinggalkan Komentar