Bangladesh Minta India Kembalikan Hasina untuk Proses Hukum!
GELUMPAI.ID – Pemerintah Bangladesh telah mengirimkan permintaan resmi kepada India agar mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina yang melarikan diri ke New Delhi pada bulan Agustus, segera dikembalikan ke negaranya untuk menjalani proses hukum, ungkap kepala sementara Kementerian Luar Negeri Bangladesh, Touhid Hossain.
“Kami telah mengirimkan nota diplomatik kepada pemerintah India yang menyatakan bahwa pemerintah Bangladesh menginginkan Hasina kembali untuk proses hukum di sini,” ujar Hossain dalam konferensi pers pada Senin, yang merujuk pada korespondensi diplomatik antara kedua negara.
Hossain tidak menjelaskan secara rinci mengenai proses hukum yang dimaksud.
“Kami mengonfirmasi bahwa kami telah menerima nota diplomatik dari Komisi Tinggi Bangladesh hari ini terkait permintaan ekstradisi. Saat ini, kami tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut mengenai masalah ini,” kata juru bicara Kementerian Urusan Luar Negeri India.
Hubungan antara Bangladesh dan India, yang memiliki hubungan perdagangan dan budaya yang kuat, semakin tegang sejak Hasina digulingkan setelah serangkaian protes kekerasan terhadap pemerintahannya, dan dia melarikan diri ke India.
Muhammad Yunus, pemimpin pemerintahan sementara Bangladesh dan peraih Nobel, menuntut agar India mengirimkan Hasina kembali ke Bangladesh agar ia dapat diadili atas tuduhan yang melibatkan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa dan lawan politiknya, serta tuduhan lainnya yang dikaitkan dengan masa jabatannya selama 15 tahun terakhir.
Yunus juga kecewa karena Hasina terus mengkritik pemerintahannya dari New Delhi.
Permintaan Dhaka kepada New Delhi datang dua minggu setelah sekretaris luar negeri India mengunjungi Bangladesh, dan kedua negara berharap dapat memperbaiki hubungan mereka.
Hasina menghadapi berbagai tuduhan, termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, dan pembunuhan, yang semuanya telah dibantah olehnya.
Sejak rezim Hasina runtuh pada bulan Agustus, puluhan sekutunya telah ditangkap, diduga terlibat dalam penindasan yang menewaskan lebih dari 750 orang, sebagian besar pemuda, dalam kerusuhan yang menyebabkan kejatuhannya.
Tinggalkan Komentar