Bisnis & Ekonomi

Bawang Putih Mahal, Minyakita Terus Melonjak, KSP Minta Evaluasi

GELUMPAI.ID – Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP), Edy Priyono, menyoroti lonjakan harga bawang putih dan minyak goreng kemasan sederhana, “Minyakita”, dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah, Senin (6/1/2025). KSP mengkritisi implementasi kebijakan dan tata niaga kedua komoditas ini, serta mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap situasi ini.

Edy menjelaskan, harga bawang putih saat ini lebih tinggi dari harga acuan pemerintah (HAP) dan mengalami tren kenaikan yang membahayakan. KSP berharap Kemendag segera mengevaluasi kebijakan terkait harga bawang putih pada tahun ini. “Bawang putih ini harga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga acuan dan terus naik,” ungkap Edy.

Sementara itu, ia mencatat harga bawang putih di beberapa daerah, seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mencapai Rp57.500 per kilogram (kg) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mencapai Rp50.000 per kg. Edy juga menyoroti masalah geografis yang menghambat distribusi di wilayah Papua.

Selain itu, masalah lain yang disorot adalah lonjakan harga Minyakita. Meskipun pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Minyakita sebesar Rp15.700 per liter, kenyataannya harga yang beredar di lapangan rata-rata mencapai Rp17.300 per liter.

Menurut Edy, distribusi yang panjang merupakan salah satu penyebab kenaikan harga tersebut. “Idealnya, dari produsen ke distributor dan pengecer, namun pengecer sering mengandalkan sales yang juga menjual sembako lain,” ujar Edy.

Edy juga mencurigai adanya masalah pasokan Minyakita. Meskipun data dari program domestic market obligation (DMO) menunjukkan ketersediaan yang cukup, volume Minyakita yang terdistribusi di pasar tetap rendah. “Kita curiga pasokan DMO tidak sepenuhnya untuk Minyakita. Kami harus dalami bersama masalah ini,” tambahnya.

Di sisi lain, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengakui bahwa harga Minyakita sempat melonjak hingga Rp17.200 per liter, namun sudah mulai turun menjadi Rp17.000 per liter. Mengenai kebijakan biodiesel B40, ia juga menjelaskan pihaknya akan memantau kebutuhan CPO dalam negeri guna memastikan harga minyak goreng tetap sesuai acuan pemerintah.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar