Pada Januari 2023, tuduhan korupsi terhadap Adani menjadi bahan utama oposisi untuk menyerang BJP. Laporan dari firma riset Hindenburg bahkan menyebabkan saham Adani anjlok hingga $112 miliar. Namun, BJP berbalik arah dengan menuding Soros sebagai otak di balik krisis ini.
Politik Anti-Barat
Dilansir dari Al Jazeera, BJP tidak hanya menyerang Soros, tetapi juga menggambarkan Departemen Luar Negeri AS sebagai bagian dari konspirasi besar. Tuduhan ini menuai kritik dari para ahli yang menilai langkah BJP sebagai bentuk “nasionalisme anti-Barat.”
Asim Ali, seorang peneliti politik, mengatakan bahwa Modi menggunakan retorika ini untuk memperkuat basis nasionalis di wilayah yang sulit ditembus oleh nasionalisme Hindu.
Soros di Panggung Global
India bukan satu-satunya negara di mana Soros menjadi target gerakan sayap kanan. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menuduhnya mendukung imigran, sementara di AS, Soros kerap dituding membiayai protes Black Lives Matter dan kelompok migran.
Namun, di India, narasi anti-Soros lebih fokus pada dugaan “kebencian terhadap umat Hindu,” menurut penelitian Joyojeet Pal dari Universitas Michigan. Kampanye ini tidak hanya menyebar di media sosial tetapi juga masuk ke obrolan WhatsApp dan televisi nasional.
Simbol Politik dan Strategi Pemilu
Dalam pandangan BJP, Soros adalah wajah yang cocok untuk dikaitkan dengan ancaman terhadap India. Namun, bagi oposisi, kampanye ini hanyalah upaya untuk mengalihkan perhatian dari masalah-masalah krusial seperti konflik di Manipur dan tuduhan korupsi terhadap Adani.
Meski penuh kontroversi, strategi BJP tampaknya berhasil membangun narasi nasionalisme yang kuat menjelang pemilu 2024. Pertanyaannya, apakah rakyat India akan terpikat dengan narasi ini atau justru memilih jalan lain?
Sumber: Al Jazeera
