GELUMPAI.ID – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang, Diat Hermawan melakukan Konsultasi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait peningkatan status menjadi OPD tipe A.
Menurutnya, salah satu yang menjadi pertimbangan dalam peningkatan status ini adalah indeks kerawanan bencana atau indeks resiko bencana Kota Serang mencapai lebih 160 dengan 7 potensi rawan bencana yang dirilis oleh BNPB.
Dengan indeks kerawanan bencana yang cukup tinggi itu, pihaknya kemudian melakukan konsultasi kepada BNPB mengenai kondisi segala sesuatunya tentang kebencanaan di Kota Serang. Saat itu juga, BNPB mengeluarkan surat rekomendasi peningkatan status dari OPD tipe B menjadi OPD tipe A.
“Dikeluarkannya indeks kerawanan bencana yang mencapai 160-an ini, kami melakukan konsultasi ke BNPB. Hasilnya, BNPB mengeluarkan surat rekomendasi untuk ditindaklanjuti di Kota Serang,” ujarnya, Selasa (8/11).
Diat pun menjelaskan kondisi terkini di OPD yang akan naik status di tahun 2023 ini. Disamping memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) yang ada, pihaknya harus siap siaga melakukan penanganan bencana yang hampir terjadi serentak di Kota Serang seperti pada awal bulan Maret lalu dengan SDM yang sangat terbatas.
“Sementara ini kan mungkin semua sudah mengetahui kondisi di lapangan, dengan bencana yang serentak pada Maret lalu, kita kurang memadai dari sisi personil dan alat, untuk menangani bencana seperti itu,” ungkapnya.
Seiring dengan naiknya status OPD tipe B ke tipe A, dengan dikepalai oleh eselon II, struktur organisasi BPBD akan lebih lengkap lagi. Sehingga, kapasitas dan kualitas SDM di BPBD dapat menjangkau seluruh wilayah se-Kota Serang dalam menangani kebencanaan.
“Mudah-mudahan dengan lengkapnya personel, dapat membantu menangani kondisi kebencanaan yang terjadi di Kota Serang,” katanya.
Tak sampai di situ, dengan beralih status OPD menjadi tipe A, tentu akan berpengaruh terhadap anggaran. Sebab, dengan status yang baru, alat dan perlengkapan yang digunakan untuk menanggulangi bencana harus ditambah kuantitasnya.
“Karena nanti tipe A, harapan kami bisa ditambah anggaran untuk belanja alat kebencanaan,” tuturnya.
Diat menyampaikan, meski saat ini pihaknya sudah memiliki peralatan dan perlengkapan penanggulangan bencana, namun berdasarkan perhitungannya, jumlah yang saat ini dimiliki masih kurang efektif. Oleh sebab itu, perlu ditingkatkan anggaran untuk mendukung dari sisi kuantitas peralatan yang mendukung.
“Kalau peralatannya sama saja, hanya perlu ditambah kuantitasnya. Kita perahu cuma punya 3, dengan tipe A ini mudah-mudahan bisa ditambah menjadi 10 perahu karet,” terangnya.
Begitupun dengan kendaraan operasional atau kendaraan dalam melakukan penanganan kebencanaan. Diat mengaku, saat ini kendaraan operasional masih minim yaitu 4 kendaraan berupa truk tangki, truk Dalmas, serta 2 pick up.
“Mudah-mudahan dengan naik kelas, kendaraan operasional bisa lebih banyak lagi. Hal ini tentu untuk menunjang kebencanaan di Kota Serang,” katanya.
Diat menyebutkan, dari 15 jenis bencana yang dirilis BNPB ada 7 potensi bencana yang bahkan sering berulang seperti banjir yang terjadi setiap tahun.
“Oleh sebab itu, kami mengimbau kepada seluruh warga Kota Serang untuk siap siaga dengan mengedukasi diri tentang kebencanaan. Karena kami dari BPBD disebut sebagai orang kedua, jadi orang pertama yang merasakan bencana adalah masyarakat sendiri,” tandasnya.