Buya Yahya: Stop Foya-Foya di Tahun Baru, Ini Saran untuk Muslim
GELUMPAI.ID – Buya Yahya menyoroti kebiasaan umat Muslim di Indonesia yang merayakan Tahun Baru Masehi dengan pesta pora hingga melupakan esensi yang lebih mendalam. Menurutnya, kebiasaan ini perlu diluruskan karena kerap diwarnai hal negatif seperti mabuk dan perkelahian.
Dalam sebuah video di kanal YouTube @albahjah-tv, seorang jemaah bertanya, “Kenapa umat Islam ikut merayakan Tahun Baru Masehi, apakah itu diperbolehkan?” Sang penanya juga menambahkan bahwa tahun baru digunakan oleh pemerintah, sehingga banyak orang merasa perlu ikut merayakannya.
Buya Yahya menjawab dengan tegas bahwa masalahnya bukan pada tanggal atau hari tahun baru itu sendiri, melainkan budaya dan kebiasaan yang melekat pada perayaan tersebut.
“Tahun Baru Masehi bukan yang dipermasalahkan. Tapi budaya dan kebiasaan yang terjadi di tahun baru tersebut,” jelas Buya Yahya. “Contohnya kebiasaan jelek yang dihentikan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain seperti mabuk dan berkelahi,” sambungnya.
Lebih lanjut, Buya Yahya menyoroti fenomena di Indonesia, di mana mayoritas Muslim justru memenuhi alun-alun untuk berpesta, sementara umat Nasrani memilih khusyuk berdoa di gereja.
“Di Indonesia sendiri kaum muslimin kan mayoritas, tetapi alun-alun penuh dengan keramaian sementara orang Nasrani lebih khusyuk berdoa di gereja,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa akibat dari perayaan yang tidak terkendali sering kali membawa dampak buruk seperti pertengkaran hingga kehilangan nyawa.
Menutup pernyataannya, Buya Yahya memberikan saran agar umat Muslim mengganti aktivitas di Tahun Baru dengan hal yang lebih bermanfaat.
“Daripada ikut merayakan tahun baru, mending mengadakan pengajian atau maulid Nabi. Jangan terjebak dalam budaya yang tak Islami dan menghindari budaya tak sesuai agama,” pungkasnya.
Sumber: Insert Live
Tinggalkan Komentar