GELUMPAI.ID — Nasib Jack Doohan di F1 makin digoyang usai insiden di Grand Prix Jepang.
Pembalap Alpine itu tampil di bawah tekanan sejak awal musim.
Timnya telah menunjuk Franco Colapinto dari Williams sebagai cadangan yang siap menggantikan kapan saja.
Di Suzuka, Doohan harus absen di sesi latihan pertama.
Alpine memberi kesempatan pada Ryo Hirakawa sebagai bagian dari kewajiban program pembalap muda.
Doohan baru turun di sesi kedua, tapi hasilnya jauh dari harapan.
Ia kehilangan kendali dan menabrak keras di kecepatan 180 km/jam, hanya dalam empat putaran awal.
Kesalahan itu menjadi sorotan tajam dari pengamat F1.
Naomi Schiff mengatakan dalam podcast Sky Sports F1, “Kesalahan itu tidak bisa dia ulangi.”
“Dia belum sempat turun di FP1, tentu bukan situasi ideal untuk langsung masuk FP2 tanpa pemanasan.”
“Tapi ini pembalap yang sudah banyak mengemudi buat tim ini, ikut tes, simulator, jadi cadangan.”
“Kamu seharusnya sudah siap di segala situasi, apalagi ada orang lain yang mengincar posisimu.”
“Hal-hal kecil kayak gini nggak boleh lupa.”
“Pastikan semua sudah kamu siapkan! Jangan bikin kesalahan seperti itu cuma karena kamu nggak punya muscle memory dari simulator,” ujarnya menegaskan.
“Bisa jadi ini soal kapasitas. Dia sedang tertekan, berusaha keras membuktikan diri, terlalu fokus pada kecepatan dan lupa detail lain. Tapi itulah tantangannya.”
Keputusan Alpine menurunkan Hirakawa dan bukan Doohan di FP1 pun dipertanyakan banyak pihak.
Apalagi, setelah kecelakaan itu, muncul desakan agar posisi Doohan digantikan Colapinto.
Ralf Schumacher jadi salah satu suara vokal yang mendukung pergantian kursi di Alpine.
Meski begitu, Doohan masih dipertahankan untuk GP Bahrain akhir pekan ini.
Ia akan berupaya bangkit usai finish di posisi ke-15 di Jepang.
Menurut podcast Sky Sports F1, Doohan punya waktu tiga seri lagi—Bahrain, Arab Saudi, dan Miami—untuk membuktikan dirinya.
Simon Lazenby menyebut insiden Doohan di Jepang sebagai tanda bahaya.
“Rasanya seperti semua tekanan menumpuk dan jadi terlalu berat untuk dia,” katanya.