News

Dikepung Israel saat Penguburan, Pria Lebanon Ini Kecewa Berat!

GELUMPAI.ID – Seorang hotelier asal Lebanon, Abbas al-Tannoukhi, baru-baru ini mengalami kejadian mengerikan saat berusaha menguburkan sepupunya yang tewas dalam serangan udara Israel di Khiyam, kota kelahirannya di selatan Lebanon. Kejadian ini terjadi setelah gencatan senjata yang disponsori oleh AS mulai berlaku, memberikan harapan bagi warga untuk kembali ke rumah mereka yang telah lama terbengkalai.

Guncangan Berat di Tengah Pemakaman
Tannoukhi yang berusia 54 tahun, bersama keluarganya, berencana untuk menguburkan sepupunya yang tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam pinggiran Beirut. Setelah gencatan senjata diberlakukan, mereka memutuskan untuk kembali ke Khiyam, yang berjarak hanya 6 km dari perbatasan Israel. Namun, saat mereka berusaha melakukan pemakaman, tank-tank Israel tiba-tiba mengepung mereka, dan tembakan mulai berdatangan.

“Tinggal 30 menit lagi, tapi kami terkejut saat melihat tank Israel mengelilingi kami,” ujar Tannoukhi. “Itu saat tembakan dimulai.”

Melarikan Diri dengan Keluarga
Keadaan menjadi kacau, dan Tannoukhi serta keluarganya terpaksa melarikan diri. Dalam usaha mereka untuk mencari perlindungan, Tannoukhi terluka di tangannya ketika berlari melewati bebatuan dan kebun zaitun. Mereka akhirnya berhasil mencapai pos pemeriksaan tentara Lebanon, tetapi kegagalan pemakaman menjadi pukulan telak bagi mereka.

“Kami tak bisa menguburnya. Kami harus meninggalkan jenazahnya di ambulans, tapi kami akan mencoba lagi,” katanya dengan nada penuh penyesalan.

Ketegangan di Wilayah Selatan Lebanon
Insiden ini mencerminkan betapa tingginya ketegangan di wilayah selatan Lebanon, yang terus terjaga dengan kehadiran pasukan Israel. Militer Israel sebelumnya sudah memberi peringatan kepada penduduk dari 60 kota di selatan Lebanon untuk tidak kembali ke rumah mereka. Bahkan, mereka melarang akses ke kota-kota tersebut hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Tannoukhi pun merasa frustrasi, karena menurutnya, gencatan senjata seharusnya memberi hak untuk warga kembali ke rumah mereka dengan aman. “Kenapa kami kembali? Karena ada gencatan senjata. Itu adalah hak alami bagi kami yang berasal dari selatan,” kata Tannoukhi, merujuk pada hak untuk kembali ke rumahnya yang telah lama hilang.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar