Diklaim Sumbang PDB Hingga Rp97 T, Pemerintah Bangun Klaster Industri Kimia di Kaltim
GELUMPAI.ID – Klaster industri kimia di Kalimantan Timur diklaim dapat menyumbang US$6,5 miliar atau Rp97,3 triliun (kurs Rp14,981 per dolar AS) pada produk domestik bruto (PDB) nasional oleh Kementerian PPN/Bappenas.
Diungkapkan oleh Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, bahwa pengembangan industri kimia di Kalimantan Timur tersebut telah dituangkan dalam master plan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menurutnya, industri kimia akan menjadi pengembangan ekonomi IKN. Dimana nantinya negara akan fokus pada pengembangan hilirisasi dari industri petrokimia, oleokimia, dan chemical-industrial complex.
“Tentunya pengembangan klaster ini diharapkan nantinya dapat berkontribusi menghasilkan US$6,5 miliar dari PDB nasional dan bisa menciptakan lapangan kerja hampir 40 ribu orang,” ujar Amalia dalam acara IDF IDEA Series, Kamis (7/7).
Ia optimistis Indonesia punya prospek besar untuk mengembangkan industri kimia baik yang berbasis migas maupun sawit. Pasalnya, Indonesia merupakan pengimpor terbesar untuk bahan baku kimia dan memiliki sumber daya migas serta sawit.
“Indonesia bisa menjadi negara penghasil bahan baku kimia yang cukup besar nantinya di dunia,” imbuh Amalia.
Lebih lanjut, ia menuturkan dalam masterplan pembangunan IKN Nusantara akan dilengkapi dengan pengembangan ekonomi superhub. Pengembangan superhub ekonomi di ibu kota baru nantinya dilakukan melalui kerja sama antara Otorita IKN dengan daerah mitra IKN termasuk pemerintah Kalimantan Timur.
Amalia menyebut Kawasan Industri Kariangau dan Kawasan Industri Buluminung di wilayah tersebut akan menjadi bagian dari superhub ekonomi IKN.
“Tadi yang saya sebutkan Kawasan Industri Kariangau nanti ada Kawasan Industri Buluminung juga itu akan menjadi bagian dari superhub ekonomi IKN,” kata dia.
Ia memastikan superhub ekonomi ini dapat mengembangkan rantai nilai ekonomi domestik, perluasan lapangan pekerjaan, dan memberi nilai tambah khususnya di kawasan Kalimantan Timur, dan umumnya seluruh Pulau Kalimantan.
“Oleh sebab itu tentunya kami juga ingin menyampaikan bahwa pengembangan superhub ekonomi IKN Nusantara ini tidak dapat berdiri sendiri dan perlu didukung oleh daerah mitra,” tandasnya.