Dipercaya Keramat, Situs Menhir Pahoman Datangkan Banyak Pengunjung
GELUMPAI.ID – Menhir adalah batu tunggal berukuran besar yang ditatah seperlunya sehingga berbentuk tugu dan biasanya diletakkan berdiri tegak di atas tanah. Istilah menhir diambil dari bahasa Keltik (bahasa Indo-Eropa) yaitu kata men berarti ‘batu’ dan hir berarti ‘panjang’.
Para arkeolog melihat bahwa menhir digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penghormatan kepada arwah nenek moyang.
Salah satu menhir yang ditemukan di Banten terletak di Puncak Gunung Karang, Kampung Pasir Peuteuy, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Saat ini menhir tersebut menjadi sebuah situs religi bernama Pahoman.
Ketika memasuki area situs Pahoman, terlihat batu andesit tinggi tegak berdiri di gundukan bebatuan dibawah pohon besar. Ujungnya dibungkus kain putih. Itulah yang disebut menhir.
Kemudian disebelah selatan menhir itu terdapat lima gundukan batu yang juga ditutup kain putih. Masing- masing memiliki nama diantaranya yaitu patilasan Dalem Pamayungan, Ratu Rincik Manik, Mbah Suling, Mbah panayangan, Raden Jalu, Mbah Jaga Kawasa dan Raden Pangasuh
Batu-batu berkain putih itu disebut sebagai tanda tempat atau makom para waliyullah saat berkumpul disekitar menhir tersebut pada saat zaman Kesultanan Banten.
Pengurus Lawang Agung Banten sekaligus pegiat Kebudayaan dan Peradaban Islam, Hasuri, mengungkapkan bahwa Situs Pahoman dibangun sejak tahun 2001. Kemudian sebelum menjadi tempat wisata religi, dulunya adalah sebuah kebun, semak-semak dan hanya ada jalan setapak.
“Pahoman kini sepertinya sudah dikelola sedemikian rupa. Di arah jalan masuk kawasan telah dilengkapi area parkir, demikian pula jalan tanah setapak itu pun sudah di paving blok,” terangnya.
Disamping itu, terdapat mata air yang sangat jernih diarea patilasan. Warga setempat mempercayai bahwa air tersebut dijaga oleh Ratu Rincik Manik Rencang Emas. Dimana air itu terus mengalir deras, tidak pernah kering maupun berhenti.
“Airnya memang jernih dan segar. Sampai sekarang aliran air itu digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat Desa Pasir Peuteuy. Seperti untuk mengairi lahan pertanian atau untuk kebutuhan rumah tangga,” kata Hasuri.
Menurutnya, Pahoman selain keramat juga sebagai tempat untuk melihat ke masa lalu (sejarah). Banyak pengunjung yang datang dengan beragam tujuan. Mulai dari ingin usahanya lancar, hidupnya sukses dan ada juga yang ingin cepat mendapat pasangan hidup (jodoh).
Terdapat hal unik dari tradisi ziarah disini, yakni usai memanjatkan doa kepada Allah SWT, sang kuncen atau ustadz akan menuntun peziarah untuk duduk membelakangi batu berdiri (menhir), kemudian peziarah diarahkan untuk memeluk menhirnya itu dari belakang.
Dengan demikian, terdapat kepercayaan bahwa apabila peziarah mampu memeluk menhir dengan mudah, maka hajatnya akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Tinggalkan Komentar