GELUMPAI.ID — Edan Alexander, sandera Israel-Amerika, dibebaskan dari Gaza setelah 19 bulan ditawan. Pembebasan terjadi saat jeda pertempuran sementara pada Senin.
Pria berusia 21 tahun itu diserahkan oleh Hamas kepada Komite Palang Merah Internasional. Ia kemudian berkumpul kembali dengan keluarganya di fasilitas militer Israel.
Yael Alexander, ibunya, memeluknya sambil menangis. “Betapa kuatnya kamu. Aku sangat mencintaimu, Edan. Kami sangat khawatir,” katanya.
Alexander, sandera Amerika terakhir yang masih hidup, tampak pucat namun bersemangat. Ia diterbangkan ke rumah sakit untuk perawatan medis.
Pertempuran kembali berlanjut tak lama setelah penyerahan, tanpa kesepakatan gencatan senjata. Pejabat Palestina melaporkan kematian akibat serangan Israel pasca-jeda.
Menurut Reuters, Hamas membebaskan Alexander sebagai isyarat kepada Presiden AS Donald Trump. Trump sedang mengunjungi kawasan minggu ini.
“Edan Alexander, sandera Amerika yang diduga meninggal, akan dibebaskan oleh Hamas. Kabar bagus!” tulis Trump di media sosial.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pembebasan ini hasil tekanan militer dan politik. Alexander memegang tanda terima kasih kepada Trump selama pemindahan.
Netanyahu menegaskan tidak ada gencatan senjata. Israel berencana memperkuat operasi militer di Gaza.
Pembebasan ini hasil dari pembicaraan yang melibatkan AS, Mesir, Qatar, dan Hamas. Ini bisa membuka jalan untuk membebaskan 58 sandera lainnya.
Pejabat kesehatan Gaza melaporkan 15 kematian akibat serangan Israel ke sekolah yang menampung keluarga terlantar. Israel mengklaim menargetkan pejuang Hamas.
Warga kota asal Alexander, Tenafly, New Jersey, merayakan pembebasannya. Media sosial menunjukkan warga menari di alun-alun kota.