GELUMPAI.ID — Kasus pembunuhan jurnalis Juwita di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengungkap fakta mengejutkan.
Tersangka Kelasi Satu TNI AL, Jumran, diduga telah merencanakan pembunuhan dengan matang. Ia bahkan menyiapkan sarung tangan untuk menyamarkan jejak.
Kuasa hukum keluarga korban, Muhamad Pazri, menyatakan bahwa pelaku memang telah memiliki niat kuat sejak awal.
“Kami sudah tiga kali diperiksa penyidik beserta tiga saksi dari pihak keluarga korban. Kami berdiskusi dengan penyidik bahwa tersangka Jumran sudah ada niat dengan menyiapkan alat serta merekayasa situasi,” ucap Pazri.
Pazri menambahkan, indikasi pembunuhan berencana terlihat jelas sejak satu bulan sebelum peristiwa. Saat itu, Jumran mulai menjauh dan bersikap tertutup kepada keluarga korban.
“Sebelum tersangka menemui korban pada hari peristiwa pembunuhan, tersangka Jumran sudah menyiapkan sarung tangan. Sarung tangan ini diduga digunakan saat mencekik leher korban di dalam mobil yang telah disiapkan,” katanya.
Komandan Detasemen Polisi Militer TNI AL Banjarmasin, Mayor Laut Saji Wardoyo, menyebut alat bukti sudah cukup kuat.
Ia menjelaskan, tersangka melakukan perjalanan jauh dari Balikpapan ke Banjarmasin dengan tujuan eksekusi.
Jumran berangkat pada Jumat, 21 Maret 2025, dan kembali ke Balikpapan pada Sabtu, 22 Maret 2025, setelah membunuh korban.
Ia menyewa mobil untuk melancarkan aksinya, yang sekaligus dijadikan lokasi pembunuhan di pinggir jalan kawasan Gunung Kupang, Banjarbaru.
“Tersangka melakukan perbuatan menghilangkan nyawa korban secara sendiri. Perbuatan dilakukan dengan cara memiting leher korban, kemudian mencekik leher korban. Semua perbuatan itu dilakukan di dalam mobil yang terparkir di TKP,” kata Saji dalam konferensi pers.
Untuk menghilangkan jejak, Jumran menggunakan masker dan sarung tangan saat eksekusi, lalu segera meninggalkan kota.
Motif pembunuhan, kata Saji, berakar dari penolakan tersangka untuk bertanggung jawab menikahi korban.
Berdasarkan pemeriksaan tersangka, 11 saksi, dan 46 barang bukti, ditemukan bahwa pelaku tidak ingin mempertanggungjawabkan hubungan mereka.