Lifestyle Otomania

Ferrari Naikkan Harga, Tarif Baru AS Bikin Shock!

GELUMPAI.ID – Ferrari resmi menaikkan harga beberapa mobilnya di Amerika Serikat sebagai respons atas tarif impor baru yang diumumkan pemerintah AS. Keputusan ini diambil meski pabrikan mobil mewah asal Italia itu tetap yakin pada target finansialnya tahun ini.

Pemerintah AS pada Rabu (27/3) mengumumkan tarif impor sebesar 25% untuk mobil dan truk ringan. Langkah ini mengguncang industri otomotif global, dengan para pemasok kendaraan memperingatkan kenaikan harga yang tak terhindarkan serta potensi ancaman PHK di negara-negara dengan industri otomotif besar.

Tarif baru ini mulai berlaku pada 3 April. Ferrari, yang memproduksi seluruh mobilnya di Maranello, Italia, mengatakan bahwa harga semua model yang diimpor setelah 2 April akan naik hingga 10%. Penyesuaian harga ini dilakukan bekerja sama dengan jaringan dealernya.

Namun, Ferrari menegaskan bahwa pemesanan yang dilakukan sebelum tanggal tersebut, serta model 296, SF90, dan Roma, tidak akan terkena dampak kenaikan harga, terlepas dari tanggal impornya.

Meski ada perubahan harga, Ferrari tetap percaya diri dengan target finansial 2025 yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun, perusahaan mengakui bahwa ada potensi dampak terhadap margin keuntungannya.

Pola Makan Ini Bikin Panjang Umur, Ternyata Gampang!

“(Ada) potensi risiko pengurangan margin profitabilitas sebesar 50 basis poin untuk margin EBIT dan EBITDA,” kata Ferrari dalam pernyataannya.

Pada Februari lalu, Ferrari menargetkan margin EBIT minimal 29% pada 2025, dengan margin EBITDA minimal 38,3%. Dengan tarif baru ini, apakah Ferrari masih bisa melaju kencang di pasar AS? Waktu yang akan menjawab.

Sumber: Reuters

Berita Populer

01

Axel Pons Pembalap Moto2 yang Jadi Musafir Jalan Kaki ke India

02

Pilkada Absurditas

03

Kejati Banten Dituding Politisasi Kasus untuk Downgrade Airin

04

CCTV Ungkap Detik-Detik Tragis Liam Payne di Hotel

05

Net TV Resmi Ganti Nama Jadi MDTV dan Pimpinannya, Halim Lie Ditunjuk Jadi Direktur Utama