GELUMPAI.ID – PT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan potensi kerugian negara hingga Rp 65 triliun akibat terhentinya produksi pasca-kebakaran di smelter mereka.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menjelaskan bahwa saat ini hanya 40% konsentrat dari Papua yang bisa diolah di PT Smelting Gresik. Sisanya, sekitar 1,5 juta ton, tidak dapat diproses.
“Kalau kita nilai dengan harga sekarang, itu bisa lebih dari 5 miliar dolar,” ujar Tony dalam RDP bersama Komisi VII, Kamis (20/2/2025).
Dari jumlah tersebut, negara berpotensi kehilangan penerimaan dari bea keluar, royalti, dividen, dan pajak perseroan yang mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 65 triliun.
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyampaikan bahwa pihaknya telah merekomendasikan sejumlah langkah untuk mencegah kejadian serupa.
Beberapa langkah yang disarankan antara lain pemasangan pengatur suhu, detektor, kamera pemantau di area WESP, serta sistem pemadam api otomatis. PTFI juga diminta menyusun instrumen tombol darurat yang mudah diakses dan memasang alarm indikasi kondisi darurat di control room serta lapangan.
“Kami juga mendorong Freeport untuk menerapkan referensi dari perusahaan lain dengan teknologi dan operasional pengolahan serupa,” kata Tri.
Sumber: CNBC Indonesia