Panas Dingin Banten Ditinggal Industri

Persentase itu menggambarkan bahwa dengan hengkangnya satu industri saja, Banten terhantam cukup keras angkatan kerjanya, dan pengangguran meningkat 0,78 persen.

Septo mengatakan, persoalan upah menjadi faktor utama hengkangnya tiga industri tersebut. Mereka bedol pabrik ke Jawa Tengah, yang upahnya disebut lebih murah dibanding Banten.

“PT Nikomas ke Pekalongan, PT KMK ke Salatiga dan Temanggung, PT PWI 1 dan PWI 2 ke Pati,” tandas Septo.

Ketua Serikat Pemuda Mahasiswa Cendekia Banten, Misbah, menilai bahwa rencana cabutnya tiga raksasa industri tersebut perlu segera ditindaklanjuti oleh Pemprov Banten dan Pemkab Serang.

“Ini untuk bisa memecahkan masalah yang dapat memicu lonjakan Pengangguran di Banten nantinya,” ujarnya.

Misbah mengatakan, dengan hengkangnya industri besar yang bersifat padat karya dan menyerap banyak tenaga kerja itu, sudah pasti akan berdampak pada bertambahnya jumlah penganggur di Banten maupun Kabupaten Serang.

Ia mengatakan, gembar-gembor soal laju pertumbuhan ekonomi Banten yang membaik oleh Pj Gubernur Banten, hanya akan menjadi omong kosong saja jika pengangguran meningkat.

“Kalau masyarakatnya tidak punya pekerjaan, tidak punya penghasilan, maka sudah pasti daya belinya berkurang, perputaran ekonominya rendah, tingkat kebutuhan semakin meningkat, pekerjaan tidak ada, apakah itu baik?,” ucapnya.

Ia pun mengatakan bahwa jika tingkat pengangguran di Banten semakin melonjak, maka masalah baru akan bermunculan, seperti kemiskinan dan lainnya.

Misbah mengingatkan kepada pemerintah bahwa masyarakat baru saja mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Jangan sampai, cabutnya tiga industri ini menjadi badai ekonomi selanjutnya.

Jabied
WRITTEN BY

Jabied

Admin tampan situs Gelumpai.ID

Tinggalkan Balasan