Internasional

Gak Nyangka! Rezim Bashar Al Assad Jatuh Begitu Cepat, Ini Fakta-faktanya

GELUMPAI.ID – Kejutan besar terjadi di Suriah! Milisi Hayat Tahrir al Sham (HTS) berhasil menggulingkan rezim Bashar Al Assad pada Minggu (8/12). Setelah 50 tahun berkuasa, akhirnya Damaskus jatuh ke tangan pemberontak. Nah, berikut fakta-fakta terbaru soal kejatuhan rezim Assad yang mungkin bikin kamu terkejut!

Dilansir dari CNN Indonesia, HTS berhasil merebut ibu kota Damaskus dalam waktu yang sangat cepat. Prosesnya dimulai setelah mereka merebut kota Aleppo pada 27 November. 11 hari setelahnya, tepatnya pada 8 Desember, mereka berhasil menguasai Damaskus dan menggulingkan rezim yang sudah berkuasa lama itu.

Setelah jatuhnya Damaskus, Al Assad yang kini berstatus mantan Presiden Suriah langsung kabur ke Rusia pada hari yang sama. Langkah ini merupakan bentuk pencarian suaka politik, dan Rusia yang telah lama menjadi sekutu Suriah, langsung memberikannya perlindungan.

Rumah Assad Dijarah Warga

Saat Al Assad terbang ke Rusia, kejadian lain yang menggemparkan terjadi di Damaskus. Warga Suriah dilaporkan menjarah istana kepresidenan Assad. Aksi ini berlangsung pada hari yang sama saat Damaskus dikuasai HTS. Video yang beredar menunjukkan warga membawa kabur barang-barang berharga, termasuk lukisan mewah, perabotan, bahkan mobil-mobil mewah milik Assad seperti Porsche, Mercedes-Benz, dan Ferrari.

Setelah penggulingan Assad, sejumlah kedutaan besar Suriah di berbagai negara mengganti foto profil mereka. Kedutaan Suriah di Indonesia, Malaysia, dan Mesir mengganti bendera mereka dengan bendera HTS yang berwarna hijau, putih, dan hitam dengan tiga bintang merah di tengahnya. Bendera ini adalah simbol dari kelompok pemberontak yang kini menguasai Damaskus.

Pemimpin Sementara Ditunjuk

Setelah kejatuhan Assad, milisi HTS langsung menunjuk mantan Perdana Menteri Suriah, Mohammed Ghazi Al Jalali, sebagai pemimpin sementara negara tersebut. Abu Mohammed Al Julani, pemimpin HTS, menyatakan bahwa Al Jalali akan mengawasi kementerian dan lembaga negara selama masa transisi hingga pemerintahan baru terbentuk. Selama masa transisi, militer di Damaskus juga tidak diperbolehkan mendekati lembaga-lembaga negara.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar