Gangnam B-Side: Ketika Drama Kejahatan Jadi Eksploitasi Tanpa Tuan
GELUMPAI.ID – Setelah membuka dengan aksi yang menggelegar dan penuh ketegangan, Gangnam B-Side terus menggali sisi gelap dari distrik kehidupan malam yang terkenal di Seoul. Namun, semakin mendalam cerita ini, semakin jelas bahwa bukan hanya masalah sosial yang ingin diangkat, melainkan sesuatu yang lebih eksploitasi.
Aksi Berdarah dan Mengganggu
Kisah ini menyajikan lebih banyak kejutan dan skandal, namun di sepanjang jalan, ia berubah menjadi sesuatu yang lebih menyeramkan dan mengganggu. Ji Chang-wook, yang berperan sebagai Yoon Gil-ho, seorang pelacur dunia bawah, menghabiskan sebagian besar episode dengan tubuh penuh darah, sementara wanita-wanita berpakaian minim mendapat suntikan obat terlarang yang membuat mereka muntah darah dan memukul kepala mereka ke lantai.
Rage dan Greed
Cerita ini berputar pada dua hal utama: kemarahan dan keserakahan. Gil-ho, detektif narkoba keras kepala Kang Dong-woo (Jo Woo-jin), dan Kim Jae-hee, seorang escort yang diperankan oleh Bibi, mewakili kemarahan tersebut. Dong-woo berjuang untuk mencegah anak perempuannya terjerumus ke dunia narkoba, klub malam, dan prostitusi. Sementara itu, rasa kehilangan yang dialami Gil-ho dan Jae-hee berubah menjadi keinginan balas dendam yang membara.
Karakter yang Tidak Pernah Berubah
Sayangnya, karakter-karakter dalam Gangnam B-Side tidak pernah benar-benar berkembang. Meskipun mereka bereaksi terhadap setiap situasi yang datang, tak ada upaya untuk mengembangkan latar belakang mereka atau menunjukkan perubahan yang berarti. Karakter-karakter ini seperti baru muncul begitu saja tanpa sejarah yang jelas. Hal ini membuat penonton sulit untuk merasa terhubung dengan mereka.
Gangnam B-Side mengandalkan adegan-adegan gelap dan grafis untuk menggugah emosi penonton, seperti wajah yang disayat, seorang escort hampir dibunuh dalam video kekerasan, hingga wanita muda yang terjebak dalam kecanduan narkoba di lorong kaca. Namun, meskipun adegan-adegan ini terasa mengerikan, pertanyaannya adalah: Apakah kita peduli dengan orang-orang yang mengalaminya? Karakter-karakter ini sulit untuk disebut sebagai manusia.
Tinggalkan Komentar