GELUMPAI.ID – Harga minyak dunia langsung anjlok setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru, Rabu (2/4). Langkah ini bikin pasar keuangan goyang, investor ketar-ketir.
Harga minyak mentah Brent naik tipis 46 sen atau 0,6 persen ke US$74,95 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 51 sen atau 0,7 persen jadi US$71,71 per barel. Tapi, kenaikan ini nggak bertahan lama. Pasar justru khawatir tarif baru ini bisa memperlambat ekonomi dan nurunin permintaan minyak mentah.
Trump sendiri menyebut 2 April sebagai “Hari Pembebasan”—sebuah gebrakan yang katanya bakal mengguncang sistem perdagangan global. Tapi bagi banyak negara, ini bisa jadi mimpi buruk.
“Hari Pembebasan ini sebenarnya bisa jadi ‘hari sial’ buat negara-negara yang ngandelin AS sebagai pasar ekspor,” ujar Trump dalam konferensi pers.
Kebijakan ini juga memunculkan ancaman baru bagi Rusia, eksportir minyak terbesar kedua dunia. Trump bahkan berencana mengenakan tarif sekunder buat minyak Rusia, bikin pasar makin waswas.
Sementara itu, Rusia nggak tinggal diam. Negeri Beruang Merah ini langsung membalas dengan membatasi ekspor minyak dari pelabuhan utama Laut Hitam Novorossiisk, sehari setelah memperketat pengiriman dari jaringan pipa utama Kaspia.
Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, bilang kalau reli harga minyak bulan lalu sekarang mulai ketahan di angka US$75. “Fokus pasar sekarang bukan lagi ke pengurangan pasokan, tapi ke dampak tarif Trump yang bisa memperlambat ekonomi dan turunin permintaan,” jelasnya.
Pasar sekarang lagi nunggu langkah lanjutan dari Trump dan bagaimana negara-negara lain bakal merespons kebijakan ini. Yang jelas, drama perdagangan global belum selesai!
Sumber: CNN Indonesia