Bisnis & Ekonomi News

Harga Telur Tembus Rp32.600! Istana Prediksi Bakal Terus Naik di Awal Tahun

GELUMPAI.ID – Harga telur ayam di Indonesia kembali jadi sorotan. Rata-rata harga nasional kini mencapai Rp32.600 per kilogram, melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP) pemerintah yang ditetapkan di Rp30.000 per kilogram. Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Edy Priyono, menyebutkan bahwa kondisi ini sudah memasuki zona tidak aman.

“Di minggu lalu kami sudah sampaikan bahwa tren peningkatan terus terjadi, dan kalau itu terus terjadi kami menduga telur ayam akan masuk ke zona tidak aman, dan itu terjadi sekarang,” ungkap Edy dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah, Senin (30/12/2024).

Penyebab Kenaikan Masih Teka-Teki

Edy menjelaskan, kenaikan harga telur ayam hingga saat ini belum bisa dipastikan penyebab utamanya. Meski harga jagung sebagai pakan ternak di sentra produksi seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur stabil di kisaran Rp5.300–Rp5.500 per kilogram, kemungkinan lonjakan permintaan di akhir tahun menjadi faktor utama.

“Dari hasil komunikasi kami dengan peternak ayam layer, kenaikan harga ini sering terjadi di periode November hingga Desember, sebelum biasanya turun di awal tahun,” katanya.

Namun, Edy tetap mengingatkan bahwa permintaan berpotensi meningkat lagi pada awal Januari 2025, yang bertepatan dengan liburan sekolah. “Biasanya, permintaan telur naik saat liburan sekolah,” tambahnya.

Pemerintah Belum Akan Intervensi Pasar

Meski harga melonjak, pemerintah masih memilih untuk memantau kondisi pasar. Langkah intervensi hanya akan dilakukan jika harga tetap tinggi hingga pertengahan atau akhir Januari 2025.

“Mungkin tingginya harga telur ayam ini bukan sesuatu yang kita harus cepat-cepat intervensi, nanti kita lihat. Tetapi nanti kalau sampai pertengahan sampai akhir Januari tetap tinggi, itu berarti mungkin ada penyebab lain,” jelas Edy.

Kenaikan harga telur yang bersifat musiman ini masih dianggap wajar, meski tekanan pada konsumen mulai terasa. Pemerintah akan terus memantau dinamika harga guna menjaga stabilitas pasar dan daya beli masyarakat.

Sumber: CNBC Indonesia

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar