Bisnis & Ekonomi

HYBE Kehilangan Rp 6,7 Triliun Akibat Konflik dengan NewJeans

GELUMPAI.ID – Agensi hiburan terbesar Korea Selatan, HYBE, menghadapi kerugian besar dalam kapitalisasi pasar setelah sahamnya anjlok hingga 6,97% pada Jumat (29/11). Kejatuhan ini disebabkan pengumuman girl grup NewJeans yang memutuskan kontraknya dengan sub-label HYBE, ADOR.

Langkah NewJeans tersebut adalah puncak dari perselisihan internal selama berbulan-bulan antara manajemen ADOR dan HYBE. Dalam konferensi pers yang digelar Kamis (28/11) malam, NewJeans menyatakan keputusannya meninggalkan agensi karena dugaan pelanggaran kontrak oleh ADOR.

Dilansir dari CNBC Indonesia, salah satu anggota NewJeans, Hanni, menyebut bahwa bertahan di ADOR hanya akan membawa dampak buruk secara mental. “Bertahan di sini hanya akan membuang-buang waktu dan hanya menimbulkan rasa sakit secara mental,” ujarnya. Hanni menambahkan bahwa mereka berlima tidak menemukan alasan profesional untuk tetap berada di bawah naungan ADOR.

Konflik Memanas, NewJeans Ajukan Tuntutan

Dua minggu sebelum pengumuman ini, NewJeans mengajukan surat perintah hukum kepada HYBE. Surat tersebut memuat beberapa tuntutan, termasuk pengembalian mantan CEO ADOR, Min Hee-jin, ke posisinya. Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, mereka mengancam akan mengakhiri kontrak.

Menurut laporan JoongAng Ilbo, tuntutan lainnya mencakup penanganan laporan internal HYBE yang menyebutkan rencana untuk mengeliminasi NewJeans dan menggantinya dengan grup baru. Kondisi ini semakin memperburuk hubungan antara kedua pihak.

Dilansir dari Yonhap, Hanni juga mengungkapkan bahwa perlakuan buruk yang mereka alami tidak hanya berdampak pada anggota grup, tetapi juga staf yang bekerja untuk mereka. “Ini bukan etos kerja yang kami harapkan. Terus bekerja di bawah perusahaan yang tidak melindungi kami hanya akan merugikan kami,” kata Hanni.

Hanni Bersaksi di Parlemen

Hanni sebelumnya telah memberikan kesaksian di Majelis Nasional Korea Selatan pada Oktober lalu terkait dugaan pelecehan di tempat kerja. Dalam kesempatan itu, ia menuduh adanya perlakuan tidak pantas yang dialami oleh anggota grupnya.

Dilansir dari Reuters, Hanni menyatakan, “Ini bukanlah jenis etos kerja yang kami harapkan, dan terus bekerja di bawah perusahaan tanpa niat melindungi NewJeans hanya akan merugikan kami.”

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar