India Protes Keras! Rencana China Bangun Bendungan di Tibet Bikin Geger
GELUMPAI.ID – Kementerian Luar Negeri India menyatakan telah menyampaikan keprihatinan mereka kepada Beijing terkait rencana China membangun bendungan tenaga air di Tibet, tepatnya di sungai Yarlung Zangbo yang mengalir ke India.
Pejabat China menyebut proyek tenaga air di Tibet tidak akan berdampak besar pada lingkungan maupun pasokan air ke hilir. Namun, India dan Bangladesh tetap menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap pembangunan bendungan tersebut.
Sungai Yarlung Zangbo berubah nama menjadi sungai Brahmaputra ketika meninggalkan Tibet dan mengalir ke selatan, melewati negara bagian Arunachal Pradesh dan Assam di India, hingga akhirnya mencapai Bangladesh.
“Pihak China telah kami desak untuk memastikan bahwa kepentingan negara-negara di hilir sungai Brahmaputra tidak dirugikan oleh aktivitas di wilayah hulu,” ujar juru bicara kementerian luar negeri India, Randhir Jaiswal, dalam briefing media mingguan.
“Kami akan terus memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan kami,” tambahnya.
Bendungan tersebut, yang akan menjadi terbesar di dunia dengan kapasitas diperkirakan mencapai 300 miliar kilowatt-jam listrik per tahun, telah disetujui pembangunannya bulan lalu.
Dilansir dari Reuters, Jaiswal juga mengungkapkan bahwa New Delhi telah mengajukan “protes keras” kepada Beijing terkait pembentukan dua kabupaten baru – salah satunya mencakup wilayah sengketa yang juga diklaim oleh India – bulan lalu.
“Pembentukan kabupaten baru tersebut tidak akan mempengaruhi posisi India yang sudah lama dan konsisten mengenai kedaulatan kami atas wilayah tersebut, serta tidak akan memberikan legitimasi atas pendudukan ilegal dan paksa yang dilakukan China,” tegasnya.
Hubungan antara dua raksasa Asia, India dan China, yang sempat tegang setelah bentrokan militer mematikan di perbatasan sengketa pada 2020, kini mulai membaik sejak mereka mencapai kesepakatan untuk menarik mundur pasukan dari dua titik pertemuan di Himalaya barat pada Oktober lalu.
Kedua tentara telah mundur sesuai kesepakatan, dan para pejabat senior mengadakan pembicaraan formal untuk pertama kalinya dalam lima tahun bulan lalu, di mana mereka sepakat untuk mengambil langkah-langkah kecil guna memperbaiki hubungan.
Tinggalkan Komentar