Indonesia Blokir Aplikasi E-Commerce China, Media Internasional Soroti Langkah Tersebut
Gelumpai.id, Nasional – Indonesia tengah menjadi sorotan media internasional setelah memblokir aplikasi e-commerce asal China, Temu, yang telah berkembang pesat di pasar global berkat harga murah yang ditawarkannya.
The Guardian melaporkan bahwa meskipun Temu mengalami lonjakan pertumbuhan luar biasa berkat strategi harga rendah, aplikasi ini menghadapi hambatan dalam memasuki pasar Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia, pada Oktober lalu, mengeluarkan kebijakan yang memerintahkan penghapusan Temu dari toko aplikasi, sebuah langkah yang disebut-sebut bertujuan untuk melindungi pedagang kecil domestik.
Beberapa negara lain di Asia Tenggara juga mulai mengikuti langkah Indonesia. Vietnam, misalnya, mengancam akan melarang Temu serta aplikasi ‘fast fashion’ China lainnya, Shein, dengan alasan perusahaan-perusahaan tersebut belum mendapatkan izin resmi untuk beroperasi di negara tersebut.
Pemerintah Vietnam juga menilai banjirnya produk China dengan harga murah dan pajak impor yang minimal merugikan pedagang serta produsen lokal yang kesulitan bersaing dengan kecepatan, kualitas, dan harga yang ditawarkan oleh platform e-commerce asal China ini.
“Temu kini menjadi perhatian regulator di banyak negara. Banyak pemerintah khawatir apakah mereka perlu mengubah aturan mengenai impor lintas batas,” ujar Simon Torring, salah satu pendiri firma riset pasar Cube, kepada The Guardian, Senin (18/11/2024).
Temu, yang memulai ekspansi di Asia Tenggara pada 2023 dengan memasuki pasar Filipina dan Malaysia, kini telah melebarkan sayap ke Thailand, Brunei, dan Vietnam pada tahun 2024.
Kenaikan kelas menengah di kawasan Asia Tenggara, yang kini memiliki daya beli lebih besar, menjadikan kawasan ini pasar yang sangat potensial. Menurut analisis Bain & Co, penjualan belanja daring di Asia Tenggara diperkirakan mencapai US$160 miliar pada tahun 2024.
Pertumbuhan pesat Temu terjadi pada saat yang strategis, yakni ketika ekonomi China mulai melambat. Hal ini menyebabkan konsumen domestik China berkurang dalam berbelanja melalui Pinduoduo (platform serupa Temu di China), sehingga Temu mulai mengalihkan fokusnya ke pasar internasional untuk mendorong pertumbuhan.
“Di China, pertumbuhannya stagnan dibandingkan dengan 2010-an, dan persaingan sangat ketat. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan perlu mencari peluang di luar negeri,” ujar Jianggan Li, CEO perusahaan ventura Momentum Works.
Namun, perlambatan ekonomi China juga membuat pabrik-pabrik di negara tersebut memiliki kapasitas cadangan yang cukup besar. Hal ini memberi kesempatan bagi pemasok utama Temu untuk menjual produk dalam volume tinggi dengan biaya rendah, yang mendukung ekspansi perusahaan ke pasar internasional.
Tinggalkan Komentar