Industri Tekstil RI Rapuh, Kelemahan Selera Sosial Penyebabnya
Fenomena ini semakin memanas dengan kebiasaan belanja digital yang terus berkembang pesat sejak 2010-an. Pengguna beralih membeli produk tekstil melalui platform daring, berusaha mencari harga murah. Dalam keadaan seperti ini, para pedagang pun cenderung mencari supplier dengan biaya produksi rendah. Inilah celah bagi para importir nakal yang masuk dengan tekstil ilegal berkualitas serupa, namun jauh lebih murah.
Secara alami, konsumen lebih memilih harga murah tanpa memperhatikan asal-usul produk, dan inilah yang akhirnya menciptakan perang harga atau ‘predatory pricing’ di pasar online. Ini menjadi masalah yang sulit dihindari di industri lokal karena harga yang terlalu murah sulit untuk dipertahankan, dan akhirnya margin keuntungan pun semakin menipis.
Di bawah tekanan ini, perusahaan tekstil lokal terpaksa menurunkan operasional hingga ke titik yang mengkhawatirkan. Tidak jarang, Pemutusan Hubungan Kerja menjadi pilihan, bahkan sampai ke penurunan penggunaan mesin untuk menyelamatkan operasional.
Pemerintah pun kini dihadapkan pada situasi bom waktu yang sudah meledak. Keterlambatan dalam menanggapi fenomena predatory pricing ini berdampak fatal terhadap kelangsungan industri tekstil di Indonesia. Kebijakan proteksionisme harus segera diperketat untuk melindungi industri dalam negeri dari produk impor ilegal dan murah.
Jika Indonesia serius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit, sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian lebih dengan kebijakan yang lebih tegas untuk mendukung sektor TPT. Pemberian stimulus untuk investasi, mesin, insentif pajak, dan tenaga kerja adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan industri ini.
Seperti yang disoroti oleh pengusaha dan sosiolog Osman Nur Chaidir, pemerintah perlu bertindak cepat untuk memperbaiki situasi yang telah banyak merugikan para pelaku industri lokal ini. Harapan kita, kolaborasi antar kementerian seperti Kemenperin, Kemen UMKM, dan Kemendag mampu menciptakan solusi terbaik untuk memulihkan sektor TPT Indonesia.
Tinggalkan Komentar