Artikel Disusun Oleh:
Devia Renata Situmorang
Najmi Auliana Fajriya
Resi Handayani
Ulfa RahmadaniCO AUTOR : Dr. Dea Mustika, S.Pd.,M.Pd ([email protected].)
Pendahuluan
Pendidikan dasar merupakan fondasi penting dalam membentuk karakter dan kemampuan belajar anak. Di kelas rendah sekolah dasar (SD), peserta didik datang dengan latar belakang, kemampuan, dan kebutuhan belajar yang sangat beragam.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam konteks pendidikan inklusif yang menuntut setiap anak—baik reguler maupun berkebutuhan khusus—mendapatkan hak belajar yang setara. Dalam kondisi ini, integrasi kurikulum diferensiasi menjadi solusi strategis yang memungkinkan terciptanya pembelajaran yang adil dan bermakna bagi semua siswa.
Pendidikan Inklusif dan Tantangannya di Kelas Rendah
Pendidikan inklusif bertujuan untuk menghapus segala bentuk diskriminasi dalam proses belajar-mengajar. Namun, penerapan inklusivitas di kelas rendah SD sering kali menghadapi hambatan, seperti keterbatasan guru dalam mengelola perbedaan kebutuhan siswa, minimnya pelatihan profesional, serta keterbatasan sarana dan prasarana.
Kelas rendah merupakan fase kritis dalam tumbuh kembang anak. Pada tahap ini, siswa sedang berada dalam masa transisi dari lingkungan keluarga ke lingkungan sosial yang lebih luas. Di sinilah peran guru menjadi krusial untuk memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam proses pembelajaran.
Kurikulum Diferensiasi: Sebuah Pendekatan Humanis
Kurikulum diferensiasi adalah pendekatan pengajaran yang mengakomodasi perbedaan kemampuan, minat, dan gaya belajar siswa. Prinsip utama dari pendekatan ini adalah bahwa setiap anak belajar dengan cara yang berbeda, dan oleh karena itu pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Dalam implementasinya di kelas rendah, kurikulum diferensiasi mencakup penyesuaian dalam tiga aspek utama: konten (apa yang diajarkan), proses (bagaimana materi disampaikan), dan produk (hasil belajar yang diharapkan). Misalnya, siswa dengan kebutuhan khusus dapat diberi bahan ajar visual dan tugas sederhana, sementara siswa lain dapat diberi tugas eksploratif yang lebih kompleks sesuai dengan kemampuan mereka.
Sinergi Kurikulum Diferensiasi dan Pendidikan Inklusif
Integrasi kurikulum diferensiasi dalam pembelajaran inklusif bukan sekadar strategi teknis, melainkan bentuk penghargaan terhadap keragaman individu. Guru yang menerapkan pendekatan ini bukan hanya memodifikasi materi ajar, tetapi juga membangun lingkungan belajar yang empatik, terbuka, dan mendukung.