GELUMPAI.ID — Inter Milan mencuri kemenangan dramatis 2-1 dari Bayern Munich di leg pertama perempat-final Liga Champions, Rabu dini hari WIB (9/4).
Bertanding di Allianz Arena, Bayern tampil menekan sejak menit awal. Harry Kane nyaris mencetak gol di menit ke-26, namun tendangannya hanya membentur tiang gawang.
Inter yang ditekan nyaris sepanjang babak pertama justru unggul lebih dulu. Pada menit ke-38, kombinasi apik dari Augusto dan Thuram menghasilkan bola matang untuk Lautaro Martinez. Tanpa ragu, striker Argentina itu melepaskan tembakan ke sudut atas gawang Jonas Urbig.
Bayern kembali menekan di babak kedua. Yann Sommer jadi tembok kokoh dengan beberapa penyelamatan penting, termasuk menggagalkan peluang Kane.
Gol penyama kedudukan akhirnya datang di menit ke-85. Konrad Laimer mengirim umpan silang rendah, yang disambut Thomas Muller di depan gawang. Allianz Arena meledak, skor pun imbang 1-1.
Namun, hanya tiga menit berselang, Inter kembali memberi kejutan. Sommer memulai serangan balik cepat yang dikonversi jadi gol indah oleh Davide Frattesi lewat umpan matang dari Augusto. Skor 2-1 bertahan hingga peluit akhir.
Kemenangan ini membuat Inter membawa modal penting ke leg kedua di San Siro, 16 April mendatang. Tim asuhan Simone Inzaghi menunjukkan efektivitas luar biasa meski tak dominan dalam penguasaan bola.
Sebaliknya, kekalahan ini menghentikan rekor 22 laga tak terkalahkan Bayern di kandang dalam ajang Liga Champions sejak 2021. Meski masih memimpin klasemen Bundesliga, tekanan kini ada di pundak tim Vincent Kompany untuk membalikkan keadaan di Italia.
Inter, yang musim lalu kalah dari Manchester City di final, kini berada di jalur yang tepat untuk mengulang kejayaan Eropa.
Usai laga, Sommer mengatakan kepada Prime Video: “Kemenangan penting buat kami. Kerja keras, tapi kami lakukan banyak hal dengan baik. Efisien di depan gawang dan bertahan solid meski ada momen sulit, yang wajar—tapi ini kemenangan kuat.”
Ia menambahkan, “Ini bukan pertama kali saya hadapi Bayern. Saya tahu rasanya saat mereka tekan dengan counter-press, umpan silang, atau bola terobosan. Build-up play jadi sulit, tapi kami temukan solusi bagus dan sangat stabil di belakang, itu kuncinya.”
