GELUMPAI.ID – Invictus Games 2025, ajang olahraga untuk veteran yang didirikan Pangeran Harry, menuai kritik tajam setelah memutuskan mengganti senapan biathlon dengan senjata berbasis laser.
Kejuaraan Musim Dingin perdana ini akan digelar di Vancouver, Kanada, pada 8-16 Februari. Dalam perubahan ini, senapan tradisional digantikan oleh senjata “Ecoaim optic” yang memanfaatkan sinar infra merah, bukan laser seperti yang banyak diberitakan.

Amy Haken, Senior Manager of Sport Invictus Games Vancouver Whistler 2025, menjelaskan kepada Fox News Digital, “Kami menggunakan senapan optic Ecoaim karena keamanan yang lebih baik, keandalan, dan aksesibilitas tinggi, termasuk untuk atlet difabel di berbagai level, bahkan di ajang besar seperti Paralimpiade.”
Namun, perubahan ini tidak diterima baik oleh beberapa peserta. Christopher Bryde, veteran Korps Marinir AS yang kehilangan kedua kakinya akibat ledakan IED di Afghanistan, menyebut keputusan ini memengaruhi pengalaman bertanding.
“Kami menghadapi beberapa masalah. Senapan tidak berfungsi dengan baik di suhu dingin, dan salju menghalangi target,” ujar Bryde dalam wawancaranya dengan FieldSports News. “Misalnya, saya menembak sempurna lima putaran, tapi di satu putaran saya hanya mengenai satu target. Setelah diperiksa, ada salju menutupi lensa senapan.”
Haken menanggapi kritik ini dalam pernyataan resmi, “Tim olahraga kami akan memastikan senapan optic Ecoaim tetap terjaga performanya selama pelatihan dan kompetisi. Ini bagian dari warisan kami untuk menghadirkan biathlon yang lebih aman dan ramah lingkungan.”
Di dunia maya, banyak pihak yang turut mengkritik langkah ini. Salah satu pengguna media sosial bertanya, “Dari 2014-2024 ini bukan masalah, tapi sekarang jadi isu?”

Penggunaan senjata laser bukan hal baru di dunia olahraga. Pada Olimpiade Paris 2024, cabang pentathlon modern juga menggunakan teknologi ini, menggantikan pistol tradisional.
Pangeran Harry mendirikan Invictus Games pada 2014 untuk mendukung para prajurit yang terluka, sakit, atau mengalami cedera. Meski kerap mendapat pujian, keputusan kontroversial seperti ini kerap menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.