GELUMPAI.ID — Peperangan kembali berkobar di Gaza. Israel mengumumkan operasi darat terbaru di wilayah kantong Palestina tersebut, dimulai pada Rabu (20/3/2024). Hal ini disampaikan langsung oleh militer Israel melalui pernyataan resmi.
Serangan darat ini diluncurkan dengan tujuan memperluas perimeter keamanan di Gaza. “Kami mulai operasi darat terarah di bagian tengah dan selatan Gaza untuk memperluas zona aman dan membangun penyangga antara utara dan selatan,” jelas militer Israel.
Langkah ini menandai dimulainya kembali perang Gaza II setelah gencatan senjata yang berlaku sejak Januari. Israel mengakhiri gencatan senjata dengan serangan udara yang sangat mematikan, menewaskan sedikitnya 411 orang.
Serangan Israel terus berlanjut meski banyak negara asing, termasuk negara-negara Arab, China, Rusia, dan Prancis, menyerukan agar pihak Israel menahan diri demi menjaga gencatan senjata. Pembicaraan mengenai kelanjutan kesepakatan damai terhenti karena ketidaksepakatan soal kelanjutan gencatan senjata.
“Berlanjut ke tahap kedua gencatan senjata bukan pilihan bagi Israel,” kata Ghassan Khatib, mantan menteri Otoritas Palestina, menanggapi situasi ini.
“Tahap kedua melibatkan penghentian perang tanpa mencapai tujuan utama Israel, yaitu mengakhiri Hamas.”
Sementara itu, warga Gaza kembali melarikan diri dari kekerasan yang terjadi. Antrian panjang terbentuk di sejumlah titik pengungsian, dengan keluarga-keluarga dan anak-anak kecil yang menangis, ketakutan atas keselamatan mereka. Fred Oola, pejabat medis senior di rumah sakit lapangan Palang Merah di Rafah, menyebut bahwa kepanikan kini mulai terasa.
“Kami bisa merasakan ketakutan di udara, dan melihat kehancuran di wajah mereka yang kami bantu,” ujarnya.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan “peringatan terakhir” kepada warga Gaza.
“Ikuti saran presiden Amerika Serikat,” ancamnya dalam sebuah video, mengutip Presiden AS yang menyerukan agar warga Gaza mengembalikan sandera Israel dan mengusir Hamas.
PBB juga menjadi sasaran serangan Israel, dengan sebuah kantor PBB di Deir el-Balah dihantam tembakan yang menewaskan seorang anggota staf dan melukai lima lainnya. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk serangan tersebut dan meminta penyelidikan menyeluruh.
