GELUMPAI.ID – Jalur tol Probowangi, yang menghubungkan Probolinggo-Banyuwangi sesi I, akan dibuka secara fungsional untuk digunakan masyarakat saat arus balik Lebaran 2025.
Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menyatakan bahwa ruas tol Gending-Kraksaan-Paiton akan dibuka fungsional untuk mendukung kelancaran lalu lintas selama arus balik Lebaran, yang berlangsung dari 1 hingga 8 April 2025.
“Ruas tol fungsional dioperasikan satu jalur dari arah Gending menuju GT Kraksaan dan GT Paiton untuk arus mudik, dan dari arah GT Paiton dan GT Kraksaan menuju Gending untuk arus balik,” ucap Dody di Jakarta, dikutip dari LambeTurah.co.id, Kamis (3/4).
Trafik tertinggi pada ruas Tol Probowangi mencapai 3.800 kendaraan per hari, dengan jam operasional mulai pukul 6 pagi hingga 4 sore. Sementara itu, total kendaraan yang telah melintas dari H-10 Lebaran hingga sekarang sekitar 19 ribu unit.
Jalur fungsional yang dibuka pada ruas tol Probolinggo-Banyuwangi Seksi I mencakup Segmen Gending-Kraksaan-Paiton dengan panjang total 23,13 km. Sebelumnya, jalan tol fungsional ini juga dioperasikan selama Arus Mudik Lebaran pada periode 24-31 Maret 2025.
Ruas Tol Gending-Kraksaan dapat dilalui secara gratis oleh kendaraan kecil Golongan I roda empat (non-bus dan truk). Selain itu, ruas tol ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti Posko Layanan Informasi, ambulans, PJR (Patroli Jalan Raya), layanan pelanggan mobile, derek gratis, dan toilet.
Jalan tol Gending-Kraksaan-Paiton aman digunakan selama masa operasionalnya, sehingga dapat mengurangi beban di jalan nasional dan memudahkan pengaturan lalu lintas oleh kepolisian.
Ruas jalan tol ini dipastikan aman untuk dilalui. Jika melewati jalan nasional dari Gending ke Paiton, perjalanan akan memakan waktu sekitar 50 menit, namun dengan adanya jalur fungsional ini, waktu tempuh bisa dipersingkat menjadi sekitar 20 menit.
Dengan waktu operasional yang dibatasi 10 jam dan satu arah, jumlah kendaraan yang melintas cukup tinggi, menunjukkan antusiasme yang besar. Jika jalur ini beroperasi selama 24 jam, kemungkinan jumlah kendaraan akan jauh lebih banyak. Namun, untuk alasan keselamatan, seperti karena penerangan jalan dan kelengkapan rambu-rambu yang masih belum lengkap, operasionalnya dibatasi.