News

Jelang Akhir Tahun, Dokter Lintas Batas Berbagi Cerita

GELUMPAI.ID – Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Batas, menyelenggarakan lokakarya untuk berbagi praktik terbaik dan pembelajaran dari proyek kesehatan remaja dan respons COVID-19 di Indonesia.

Proyek kesehatan remaja telah berjalan sejak 2018, ketika MSF mematuhi Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada tahun 2017 dengan Kementerian Kesehatan untuk menerapkan pendekatan dan materi inovatif, tentang kesehatan remaja di beberapa wilayah tertentu di provinsi DKI Jakarta dan Banten.

Program di Banten dan Jakarta berfokus pada membangun ikatan masyarakat setempat dengan penyedia layanan kesehatan, serta memperkuat hubungan antara puskesmas dan sekolah negeri dan swasta setempat.

Tujuan utamanya adalah untuk terus meningkatkan kualitas dan akses remaja ke layanan kesehatan yang ditargetkan, termasuk promosi kesehatan dan sesi pendidikan.

Sebagai bagian dari proyek, tim mendukung staf puskesmas setempat dalam menjalankan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan melakukan peningkatan kapasitas melalui pendampingan dan pelatihan.

Sebagaimana diramalkan dalam Nota Kesepahaman kami, saat MSF pergi, masyarakatlah yang akan mengambil alih tanggung jawab untuk menjalankan kegiatan.

Antara 2018 dan akhir 2022, MSF mendukung 6 Puskesmas dalam peningkatan kapasitas, dan memberikan dukungan konsultasi dan rujukan remaja hamil dan remaja yang menghadiri layanan rawat jalan.

MSF juga memberikan dukungan logistik dalam bentuk rehabilitasi ringan dan menyumbangkan obat-obatan dan perbekalan lainnya.

Lebih dari 360 petugas kesehatan diberikan pelatihan tentang pelayanan PKPR dan ditindaklanjuti dengan coaching dan mentoring, serta lebih dari 330 petugas kesehatan diberikan pelatihan tentang kesehatan seksual dan reproduksi remaja.

Lebih dari 16.800 remaja mengikuti layanan PKPR di puskesmas; 2.243 remaja mendapatkan layanan konseling; 1.271 remaja disaring di masyarakat dan dirujuk ke puskesmas untuk penanganan lebih lanjut; dan terdapat 952 kunjungan antenatal remaja ke pukesmas.

Selain itu, lebih dari 720 sesi pendidikan kesehatan dilakukan di masyarakat yang menjangkau hampir 45.000 remaja, dan 62 persen dari sesi ini dipimpin oleh kader yang didukung MSF.

Ketika pandemi COVID-19 dimulai pada tahun 2020, dukungan MSF di Indonesia diperluas hingga mencakup Pusat Krisis Kesehatan (PKK) Kementerian Kesehatan.

MSF mendukung respons PKK terhadap pandemi melalui berbagai kegiatan peningkatan kapasitas bagi petugas kesehatan, kader, masyarakat dan organisasi lainnya.

MSF juga membantu menyediakan peralatan dan bahan yang sangat dibutuhkan, termasuk alat pelindung diri (APD) dan tes antigen cepat.

Pekerjaan MSF terkait COVID-19 berakhir pada Maret 2022, karena penurunan jumlah kasus dan penularan komunitas, serta perluasan cakupan vaksinasi di Indonesia.

Namun, MSF terus memantau penularan, dan jumlah kasus serta kematian terkait akibat COVID-19 dan siap merespons jika diperlukan sebagai bagian dari Rencana Kesiapsiagaan Darurat.

Sepanjang intervensi COVID-19, sebanyak 16.716 sesi pendidikan kesehatan telah dilakukan, menjangkau 187.252 orang; MSF melatih 3.056 kader dan tokoh masyarakat untuk mampu memberikan pendidikan kesehatan sendiri kepada keluarga dan masyarakatnya.

Tim juga menyelenggarakan total 260 sesi pelatihan tentang topik medis untuk petugas kesehatan dan kader, termasuk pencegahan dan pengendalian infeksi, pelacakan kontak dan vaksinasi.

Psikolog Dokter Lintas Batas juga memberikan 162 sesi pertolongan pertama psikologis bagi petugas dan kader kesehatan.

“Meskipun harus menyesuaikan kegiatan kesehatan remaja kami karena tsunami 2018 dan baru-baru ini pandemi COVID-19, kami bangga dengan apa yang telah dicapai tim, dan bersemangat melihat komunitas mengambil alih ini”, kata Walter Lorenzi, Direktur MSF di Indonesia.

“Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan terkait kesehatan remaja dan COVID-19 di Indonesia, tetapi sebagai MSF kami telah mencapai titik di mana saatnya beralih ke hal-hal baru.”

Dalam sambutan Menteri Kesehatan yang diwakili oleh Plt. Direktur Pusat Krisis Kesehatan dr. Sumarjaya, mengatakan bahwa MSF sebagai salah satu organisasi kemanusiaan yang ikut berperan aktif dengan berbagai program diharapkan tetap dapat memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat Indonesia, sehingga transisi pandemi ke endemi dapat segera dilaksanakan.

Ia juga menyampaikan penekanan pesan sambutan Menteri Budi Gunadi Sadikin akan pentingnya kolaborasi, koordinasi, dan integrasi dapat terjalin dengan baik dalam konteks solidaritas kemanusiaan untuk memajukan pembangunan kesehatan di Indonesia pada umumnya dan transformasi sistem kesehatan pada khususnya.

Dokter Lintas Batas juga berbahagia mendapatkan kesempatan lokakarya akhir programnya dihadiri langsung oleh Menteri Sosial, Tri Rismaharini.

Dalam sambutannya, Risma menyampaikan kementeriannya menangani banyak masalah sosial termasuk anak-anak yang bermasalah. Risma percaya bahwa persoalan sosial juga bisa dimulai sejak fase pencegahan.

“Mengingat pentingnya kolaborasi, saya berharap kami juga bisa berkolaborasi dengan MSF di kemudian hari dalam program-program lainnya supaya masa depan anak bangsa ini bisa bersaing di seluruh dunia,” katanya.

Pada awal Desember, MSF atau Dokter Lintas Batas meluncurkan pusat pembangunan kapasitasnya untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat di Indonesia.

Program “E-Hub” akan berfokus pada kolaborasi dan koordinasi dalam penanggulangan bencana dan mengembangkan kurikulum pelatihan tanggap bencana yang komprehensif.

MSF juga akan menawarkan pelatihan tentang kesiapsiagaan masyarakat dan tanggap darurat, dan tentang kesehatan mental, dan dukungan psikososial atau pertolongan pertama psikologis dalam bencana, data GIS, air sanitasi, dan kebersihan.

Selama lokakarya, MSF berbagi ikhtisar kegiatannya mempresentasikan kegiatannya, temuan utama, tantangan, pelajaran yang dipetik dan praktik terbaik dengan tujuan untuk menginspirasi diskusi dan melihat kemungkinan mereplikasi inisiatif serupa atau lebih baik di daerah dan provinsi lain.

MSF juga menyajikan beberapa materi dan modul yang diadopsi dari pedoman nasional yang telah meningkatkan kesehatan remaja dan kegiatan COVID-19.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar