Internasional News

Kapal China Berkumpul di Dekat Pulau Sengketa dengan Filipina, Citra Satelit Mengungkap

GELUMPAI.ID – Citra satelit yang diperoleh Reuters pada Kamis (28/11/2024) menunjukkan adanya peningkatan jumlah kapal sipil China di sekitar Pulau Thitu yang menjadi sengketa antara Filipina dan China. Pulau ini merupakan pos penting bagi Manila untuk memantau aktivitas kapal dan pesawat China di kawasan strategis Laut China Selatan. Namun, seorang pejabat tinggi Angkatan Laut Filipina menegaskan bahwa kehadiran kapal-kapal ini “tidak perlu dikhawatirkan”.

Salah satu citra yang diambil oleh Maxar Technologies pada Senin lalu menunjukkan sekitar 60 kapal, beberapa di antaranya berada dalam jarak 2 mil laut dari Pulau Thitu. Pulau ini memiliki arti strategis karena menjadi pusat pemantauan aktivitas di perairan yang sering dilalui jalur perdagangan bernilai miliaran dolar.

Dilansir dari Reuters, Wakil Laksamana Alfonso Torres, Kepala Komando Barat Filipina, menyebut bahwa kapal-kapal yang dikenal sebagai “milisi maritim” ini sering kali berkumpul di kawasan tersebut. Menurut Manila, Pentagon, dan diplomat asing, kapal-kapal tersebut bekerja sama dengan penjaga pantai dan angkatan laut China untuk memperkuat kehadiran Beijing di wilayah sengketa.

Juru bicara Angkatan Laut Filipina untuk Laut China Selatan, Laksamana Muda Roy Trinidad, juga mengatakan bahwa kehadiran kapal-kapal itu telah diketahui oleh Manila. Dia menyebut keberadaan mereka sebagai “kehadiran ilegal,” tetapi tidak memerlukan reaksi yang berlebihan.

“Ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan,” ujar Trinidad. “Kita tidak harus bereaksi terhadap setiap tindakan. Yang penting bagi kita adalah mempertahankan posisi.”

Sumber pelacak kapal daring menunjukkan banyak kapal yang muncul dalam foto satelit tersebut terdaftar sebagai kapal penangkap ikan berbendera China. Namun, Kementerian Pertahanan China belum memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar dari Reuters. Hingga kini, China belum mengakui keberadaan milisi kapal sipil tersebut.

Pulau Thitu, yang dikenal Filipina sebagai Pag-Asa, adalah pulau terbesar dan paling strategis di Laut China Selatan yang disengketakan. Pada 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag memutuskan klaim luas Beijing di kawasan tersebut tidak memiliki dasar hukum internasional.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar