Internasional News

Kasus Langka: Kanada Laporkan Kasus Pertama Flu Burung pada Manusia

GELUMPAI.ID – Kanada telah mencatat kasus pertama flu burung pada manusia setelah seorang remaja dari British Columbia dinyatakan positif mengidap virus tersebut, menurut keterangan otoritas kesehatan setempat.


Otoritas kesehatan di provinsi British Columbia, wilayah barat Kanada, melaporkan bahwa remaja tersebut kemungkinan terinfeksi virus H5 avian flu melalui kontak dengan burung atau hewan. Saat ini, pasien sedang menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit anak.

“Ini adalah kejadian yang sangat langka,” ungkap Bonnie Henry, Kepala Petugas Kesehatan British Columbia, dalam pernyataan resminya. “Kami sedang melakukan investigasi menyeluruh untuk memahami sumber paparan virus di wilayah ini.”

Otoritas provinsi juga telah melacak riwayat kontak pasien guna mengidentifikasi asal mula penularan. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan penyebaran lebih lanjut di komunitas lokal.

Flu Burung pada Satwa Liar dan Peternakan

Dilansir dari Al Jazeera, flu burung telah menyebar luas di antara populasi burung liar di berbagai belahan dunia. Di Amerika Serikat, virus ini juga ditemukan pada unggas dan sapi perah di sejumlah peternakan. Meski demikian, kasus pada manusia sangat jarang terjadi dan membutuhkan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

Kementerian Kesehatan Kanada, melalui Menteri Kesehatan Mark Holland, menegaskan bahwa risiko terhadap masyarakat umum tetap rendah. “Hingga saat ini, tidak ada indikasi bahwa virus ini dapat menyebar dari manusia ke manusia,” ujarnya, seperti dikutip dari laporan resmi kementerian.

Langkah Pencegahan dan Penanganan

Para ahli kesehatan di Kanada menekankan pentingnya langkah pencegahan, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor peternakan atau sering berinteraksi dengan unggas. “Penggunaan alat pelindung diri dan menjaga kebersihan adalah langkah utama untuk mengurangi risiko penularan,” kata seorang ahli penyakit menular yang tidak disebutkan namanya.

Dalam kasus ini, pihak rumah sakit telah memberikan pengobatan antivirus kepada pasien sebagai langkah pencegahan lebih lanjut. Selain itu, otoritas kesehatan setempat telah memperketat pengawasan di wilayah terdampak untuk memastikan tidak ada kasus baru yang muncul.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar