News

Kepsek SMKN 5 Kota Serang Ngaku Terpaksa Nombok Pembangunan RKB

GELUMPAI.ID – Kepala SMKN 5 Kota Serang, Amin Jasuta, ternyata terpaksa harus menalangi biaya pembangunan ruang kelas baru (RKB).

Pasalnya, dana CSR kerja sama pembuangan sampah Tangsel ke Cilowong yang seharusnya menjadi sumber dana pembangunan RKB SMKN 5 Kota Serang, tidak kunjung cair.

Amin mengatakan bahwa pembangunan RKB yang saat ini dilakukan memang berasal dari duit pribadi dirinya dengan Edi Santoso, salah satu tokoh masyarakat Taktakan.

Padahal sebelumnya, disepakati jika pembangunan itu dilakukan menggunakan dana CSR kerja sama pembuangan sampah dari Tangsel.

Namun sayangnya, sampai saat ini kerja sama pembuangan sampah dari Tangsel tidak kunjung jelas, apakah akan dilanjut ataupun tidak.

Hal itu dikarenakan masyarakat Cilowong terus menerus melakukan penolakan terhadap kerja sama pembuangan sampah itu.

“Sebenarnya dulu direncanakan dari dana CSR sampah, tapi sampai saat ini belum keluar,” katanya, Rabu 2 November 2022.

“Pak Edi itu kan orang yang ditokohkan oleh masyarakat, jadi sambil menunggu dana CSR, menggunakan dana pribadi. Tapi enggak tahu nih sampai sekarang belum (jelas),” ujarnya.

Menurutnya, pembangunan RKB SMKN 5 Kota Serang ini rencananya akan menelan anggaran sebesar Rp150 juta. Hingga saat ini, masih kekurangan anggaran sebesar Rp70 juta.

Adapun uang pribadi dirinya yang telah terpakai untuk membangun RKB sebesar Rp30 juta.

“Jadi Rp70 juta itu diperkirakan uang saya akan kepakai jika seperti ini. Kalau yang benar sudah terpakainya mah Rp30 juta,” ucapnya.

Wali Murid Sudah Sepakat Patungan

Amin mengatakan bahwa sebelum dilakukan penarikan uang sebesar Rp1,7 juta, pihaknya sudah mengumpulkan para wali murid untuk mendiskusikan hal tersebut.

“Ada pertemuan, yang bersama dengan komite. Kan komite diberikan deadline oleh Komisi V untuk selesai di awal November,” tuturnya.

Ia mengaku bahwa para wali murid bersepakat untuk membayar uang patungan pembangunan RKB SMKN 5 Kota Serang.

“Karena memang bingung dana, maka kami kumpulkan orang tua. Pas kumpul mah oke, tapi sekarang tidak lagi,” jelasnya.

Ia pun mengaku bahwa sebenarnya dirinya hanya ‘ketempuan’ saja atas berbagai polemik pembangunan RKB ini.

Sebab seharusnya, dia tidak ikutan nombok pembangunan RKB, karena Edi Santoso yang menyanggupi pembangunan sebelum CSR turun.

Dindik Tekan Kepsek SMKN 5 Kota Serang?

Ia juga menyiratkan rasa tertekan akibat pembangunan RKB yang tidak kunjung selesai. Ia mengaku terus ditanya terkait dengan kapan pembangunan itu selesai.

“Daripada saya setiap saat dipanggil lagi dipanggil lagi sama orang dinas, ditanya ‘kapan selesai?’. Ya sebenarnya ini kan bukan saya (yang membangun),” katanya.

Karena, dirinya terus menerus ditanya terkait penyelesaian pembangunan RKB SMKN 5 Kota Serang oleh pihak Dindikbud Provinsi Banten, maka dirinya pun mengambil langkah untuk meminta wali murid patungan.

“Tapi karena ini sebagai tanggungjawab sekolah, dinas kan gak mungkin menegur ke masyarakat. Kalau saya sebenarnya orang tua itu mau untuk diajak (patungan),” ucapnya.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.