Internasional News

Kota Hama Jatuh ke Tangan Pemberontak

GELUMPAI.ID – Kota Hama kini berada di bawah kendali pemberontak Suriah setelah serangan kilat selama sepekan yang menghancurkan pertahanan pasukan Presiden Bashar al-Assad dan sekutunya, Rusia serta Iran. Peristiwa ini menjadi salah satu kemenangan terbesar pemberontak sejak konflik sipil Suriah dimulai 13 tahun lalu.

Dilansir dari berbagai sumber, pasukan pemberontak berhasil merebut kota strategis ini setelah bertahun-tahun berada di garis depan tanpa pergerakan berarti. Hama, yang sebelumnya tidak pernah sepenuhnya jatuh ke tangan pemberontak, kini menjadi pijakan strategis mereka untuk melanjutkan serangan ke selatan menuju Homs.

Tentara Suriah menyatakan bahwa mereka mundur dari kota untuk melindungi warga sipil dan mencegah pertempuran urban yang lebih parah. Namun, gambar-gambar di televisi menunjukkan pemberontak berkonvoi masuk ke Hama, disertai tembakan perayaan. Beberapa rekaman juga menampilkan pembebasan tahanan dari penjara kota.

Komandan pemberontak, Abu Mohammed al-Golani, dalam pernyataan video menegaskan bahwa pemberontak telah menguasai Hama sepenuhnya. Ia juga mengingatkan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran seperti Hashd al-Shaabi untuk tidak ikut campur dalam konflik ini.

“Kami mendesak Perdana Menteri Irak untuk menjauhkan negara mereka dari konflik Suriah yang membara,” ujar Golani, merujuk pada pasukan Irak yang dilaporkan memasuki wilayah Suriah untuk membantu Assad.

Hisbullah, sekutu utama Assad yang sebelumnya menjadi andalan di medan perang, kini melemah setelah mengalami kerugian besar dalam konflik dengan Israel. Pemimpin baru Hisbullah, Naim Qassem, menegaskan komitmennya untuk mendukung Suriah dalam pernyataan televisi baru-baru ini.

Namun, pengaruh Hisbullah yang merosot, ditambah fokus Rusia pada perang di Ukraina, membuat posisi Assad semakin terjepit. Pengamat seperti Jihad Yazigi dari Syria Report menyebut bahwa jika Homs jatuh, hal ini bisa menjadi awal dari perubahan rezim di Suriah.

Di tengah euforia pemberontak, kondisi kemanusiaan di wilayah-wilayah yang baru dikuasai masih jauh dari ideal. Penduduk Aleppo, yang sebelumnya juga direbut pemberontak, melaporkan kekurangan roti dan bahan bakar. PBB menyebut bahwa lebih dari 280.000 orang telah mengungsi akibat pertempuran terbaru ini.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar