GELUMPAI.ID — Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Serangan udara Israel pada Kamis menewaskan sedikitnya 114 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade total Israel terhadap pasokan makanan dan bantuan kemanusiaan telah berlangsung 10 minggu. Militer Israel terus mengintensifkan serangan, menargetkan apa yang mereka sebut sebagai pejuang Hamas.
Diplomat senior AS, Marco Rubio, menyatakan keprihatinan atas penderitaan warga Gaza. “Kami tidak kebal terhadap penderitaan rakyat Gaza, dan ada peluang untuk memberikan bantuan,” ujarnya.

Rubio tetap menyerukan Hamas untuk menyerah dan membebaskan sandera. “Tidak akan ada perdamaian selama Hamas masih ada,” tegasnya.
Menurut laporan dari BBC, serangan di Khan Younis menjadi yang paling mematikan dalam dua bulan terakhir. Sebanyak 56 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan malam hari.
Rumah sakit Nasser di Khan Younis kewalahan. Seorang warga melaporkan jenazah diletakkan di koridor karena kamar mayat penuh.
Safaa al-Bayouk kehilangan dua anaknya dalam serangan. “Saya memberi mereka makan malam, lalu dunia berubah,” katanya kepada Reuters.
Reem al-Zanaty, 13 tahun, selamat dari serangan yang menewaskan keluarga pamannya. “Kami terbangun dengan puing di atas kami,” ungkapnya.
Di Gaza utara, serangan Israel menewaskan empat orang di Beit Lahia. Dua lainnya tewas di Deir al-Balah, menurut badan pertahanan sipil.

Serangan di klinik al-Tawbah di Jabalia menewaskan 15 orang, termasuk 11 anak. Video dari lokasi menunjukkan jenazah tertutup puing.
Warga Jabalia, Yehya Abu Jalhoum, menyebut serangan itu kejahatan tak terbayangkan. “Mereka menyerang klinik medis, warga sipil, anak-anak,” ujarnya.
Militer Israel mengklaim menyerang 130 target teroris di Gaza dalam dua hari. Mereka menargetkan pejuang Hamas dan Jihad Islam Palestina.
Israel juga mengeluarkan perintah evakuasi di Gaza Kota. Rumah sakit dan sekolah di Rimal disebut sebagai benteng teroris.
Proposal bantuan Israel-AS untuk Gaza menuai kritik. PBB menolak rencana itu karena dianggap tidak etis dan tidak layak.