Kualitas Udara Buruk, Ini Tips Cegah ISPA ala Tokopedia
GELUMPAI.ID – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui unggahan di akun Instagram resminya mengungkapkan bahwa pada dua tahun terakhir, terhitung tahun 2021-2023 tren polusi udara di Jabodetabek melampaui batas aman WHO dan batas aman peraturan kualitas udara di Indonesia.
Website Indeks Kualitas Udara (AQI) yang diakses pada 7 September 2023, menunjukkan selain wilayah Jabodetabek, tercatat pula beberapa kota di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Sumatra Selatan yang memiliki kualitas udara buruk.
Terlebih lagi, Kemenkes RI menunjukan adanya peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada bulan Januari sampai Juli 2023 di DKI Jakarta, yang awalnya berjumlah 50.000 kasus, meningkat hingga 200.000 kasus.
Tokopedia melalui Christin Berlina, selaku Senior Lead Category Health, mengungkapkan bahwa, “Selama lebih dari 14 tahun, Tokopedia berkolaborasi bersama para mitra strategis seperti pemerintah, mitra logistik, pelaku usaha, masyarakat luas dan mitra strategis lainnya untuk menciptakan Super Ecosystem di mana semua orang bisa memulai dan menemukan apa pun, termasuk kebutuhan akan perlengkapan medis atau kesehatan,” ungkapnya.
Christin melanjutkan, “Salah satu upaya yang dilakukan Tokopedia yakni dengan menghadirkan Zona Sehat, di mana masyarakat dapat mengakses masker medis, vitamin, dan produk-produk untuk mendukung kesehatan lainnya. Bahkan tersedia pula pilihan apotek terpercaya, konsultasi dokter resmi, dan promo ‘Traktiran Hemat Lindungi dari Polusi’ dengan flash sale dua kali sehari hingga 90%. Selain itu, ada juga flash sale air purifier ready stock selama 24 jam.” lanjutnya.
Dalam laman Zona Sehat, Tokopedia melihat adanya tren peningkatkan jumlah kunjungan sebanyak hampir 1,5 kali lipat pada bulan Agustus 2023 dibandingkan rata-rata 3 bulan sebelumnya.
Tips untuk Cegah Anak Terpapar ISPA Akibat Polusi Udara
Melihat status kualitas udara di Indonesia yang menjadi sorotan dan memberi dampak negatif bagi kesehatan masyarakat Indonesia, terutama para kaum rentan seperti balita, kepada Tokopedia, selaku dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), dr. Jaka Pradipta, SpP mengatakan sejak tiga minggu terakhir ia sudah menangani banyak pasien yang terdiagnosis ISPA.
Di sisi lain, ia juga menanggapi kaitan musim kemarau sampai kebakaran hutan bisa menjadi faktor meningkatnya kasus ISPA. Contohnya seperti di Sumatra Selatan yang tengah menghadapi musim kemarau dan kasus kebakaran hutan di Pulau Kalimantan.
“Musim kemarau memicu partikel debu bertebaran di udara dan organisme virus lebih mudah meningkat sehingga dapat dengan cepat menginfeksi tubuh manusia. Sedangkan kebakaran hutan yang menyebabkan polusi udara memburuk dan suhu udara meningkat, juga dapat mengakibatkan turunnya imunitas seseorang. Risiko yang umum terjadi di musim kemarau yakni terpapar ISPA pada anak balita dengan gejala seperti batuk, pilek, radang sakit tenggorokan, bersin-bersin, hingga demam,” ujarnya.
Melihat fenomena ini, Tokopedia bersama dr. Jaka Pradipta, SpP memberikan beberapa tips dan upaya preventif agar anak tidak terpapar ISPA akibat udara yang buruk.
1. Jalani Gaya Hidup Sehat
Menurut World Health Organization (WHO), ISPA adalah penyakit yang paling sering menyebabkan kematian pada anak balita. Terdapat beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita, yakni faktor lingkungan termasuk polusi, kebiasaan merokok, dan kurangnya pengetahuan orang tua perihal ISPA.
Menurut dr. Jaka Pradipta, SpP, polusi adalah partikel organisme berbahaya yang saling berhubungan dengan infeksi serta dapat mempengaruhi perlindungan terhadap imun dan saluran pernapasan. Bahkan, bagi kaum rentan seperti balita, polusi udara yang buruk menyebabkan perkembangan paru tidak sempurna, dan dapat memicu Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), hingga Autisme.
“Salah satu faktor balita lebih rentan mengalami infeksi saluran pernapasan dibanding orang dewasa yakni karena organ vitalnya belum berkembang sempurna. Sehingga pertahanan tubuh bayi terhadap virus belum terbentuk. Sehingga pemberian ASI untuk bayi di bawah 2 tahun dan pemberian gizi sehat dan seimbang, hingga vitamin menjadi sangat penting untuk menjaga imun tubuh,” jelasnya.
2. Lengkapi Vaksin
Menurut dr. Jaka Pradipta, SpP pada kondisi udara yang memburuk ini, vaksin jadi senjata agar mengurangi risiko anak terpapar ISPA. Sehingga, program imunisasi nasional yang dianjurkan Kemenkes RI, seperti vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk mencegah pneumonia (radang paru), vaksin BCG mengurangi risiko tuberkulosis, dan Vaksin DPT-HB-HIB untuk pencegahan batuk rejan serta pneumonia, hingga vaksin Influenza sebaiknya dipenuhi.
“Untuk anak yang memiliki sensitivitas terhadap debu dan udara, rentan terkena batuk dan pilek hingga mengakibatkan ISPA. Sehingga, pemberian imunisasi dapat menjadi upaya pendukung untuk menjaga kekebalan tubuh anak. Vitamin saja tak cukup, namun menjalani gaya hidup sehat menjadi yang utama,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, “Namun bagi balita yang terlanjur terpapar batuk dan ISPA, sementara di usia tersebut belum bisa mengeluarkan lendir dan dahak sendiri, dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan penanganan yang lebih tepat.”
3. Menjaga Kualitas Udara di Dalam Ruangan
“Di saat polusi udara tengah memburuk, orang tua perlu perhatikan kualitas udara, menutup jendela rumah, dan lengkapi hunian dengan air purifier yang sudah dilengkapi dengan filter HEPA. Lalu usahakan setiap satu hari sekali mencuci hidung anak setelah mandi pagi atau sore untuk mengurangi risiko pilek dan ISPA akibat polusi di lingkungan sekitar,” kata dr. Jaka Pradipta.
Menariknya, menurut data internal Tokopedia, produk elektronik yang menunjang kesehatan seperti Air Purifier jadi salah satu produk paling populer di bulan Agustus dibandingkan bulan sebelumnya, dengan kenaikan transaksi sampai 3,5 kali lipat.
Temuan lain, beberapa wilayah dengan kenaikan transaksi produk-produk kesehatan seperti Air Purifier, Masker Medis, Tetes Mata, dan Vitamin & Multivitamin di Agustus 2023 dibandingkan rata-rata 3 bulan sebelumnya adalah Kab Bireuen, Kab Dharmasraya, Kota Langsa, Kab. Tulang Bawang Barat, dan Kab. Tapanuli Tengah dengan rata-rata kenaikan transaksi hingga hampir 2 kali lipat.
“Melalui inisiatif Hyperlocal, Tokopedia berupaya mempermudah masyarakat yang ada di seluruh penjuru Indonesia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Misalnya saja, dapat menemukan air purifier dengan Filter HEPA yang mampu menyaring debu atau partikel lainnya sampai ukuran mikron, hingga memperindah hunian dengan tanaman penjernih udara,” ungkap Christin.
4. Kurangi Kegiatan Luar Ruangan dan Pakai Masker KN95
“Pemerintah telah menganjurkan untuk mengurangi kegiatan luar ruangan di saat kondisi polusi sedang meningkat. Sehingga, sebelum keluar rumah pilih waktu yang tepat dan perhatikan kualitas udara menggunakan aplikasi pada handphone. Jika harus keluar rumah bersama anak, pastikan jangan lebih dari 30 menit, dan gunakan masker KN95. Hindari pula asap dan abu rokok yang melekat pada pakaian dan badan, karena dapat memicu timbulnya pneumonia pada balita,” jelas dr. Jaka Pradipta.
“Jika dilihat dari data internal Tokopedia, kebutuhan masyarakat Indonesia akan perlindungan terhadap polusi ternyata mendorong peningkatan pencarian kata kunci Air Purifier, Masker Medis, Tetes Mata, dan Vitamin & Multivitamin sebesar hampir 2 kali lipat pada bulan Agustus 2023 dibandingkan rata-rata 3 bulan sebelumnya,” pungkas Christin.
Tokopedia turut mencatat wilayah Kab. Penukal Abab Lematang Ilir (Sumatra Selatan), Kota Tangerang Selatan (Banten), Kab. Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Kab. Tangerang (Banten), dan Kab. Penajam Paser Utara (Kalimantan Timur) jadi beberapa wilayah dengan peningkatan pencarian kata kunci Air Purifier, Masker Medis, Tetes Mata, Vitamin dan Multivitamin tertinggi di bulan Agustus 2023 dibandingkan rata-rata 3 bulan sebelumnya hingga hampir 2 kali lipat.
Tinggalkan Komentar