Lonjakan Belanja Pertahanan Global, Produsen Senjata Korea Selatan Jadi Pemenang Utama
GELUMPAI.ID – Korea Selatan dikenal luas berkat K-pop, K-drama, dan kuliner yang mendunia. Kini, sektor baru dari negeri ginseng ini mulai menarik perhatian investor: saham industri pertahanan.
Produsen senjata Korea Selatan, seperti Hanwha Aerospace, Korea Aerospace Industries (KAI), Hyundai Rotem, dan LIG Nex1, mengalami kenaikan harga saham yang signifikan tahun ini, didorong oleh permintaan besar senjata dari berbagai negara.
Tren Global: Pengeluaran Pertahanan yang Melonjak
Menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), belanja militer dunia naik untuk tahun kesembilan berturut-turut pada 2023, mencapai $2,44 triliun, atau meningkat 6,8% dari tahun sebelumnya. Ini menjadi kenaikan tahunan tertinggi sejak 2009.
Laporan lembaga Italia Istituto per gli Studi di Politica Internazionale mencatat bahwa ekspor senjata Korea Selatan melonjak dari $2 3 miliar pada akhir 2010-an menjadi $7,3 miliar pada 2021. Angka ini terus meningkat hingga mencapai $17,3 miliar pada 2022, dan diproyeksikan melampaui $20 miliar pada 2024 meski mengalami sedikit penurunan menjadi $14 miliar pada 2023.
Jumlah negara yang mengimpor senjata Korea Selatan juga bertambah signifikan, dari hanya 4 negara pada 2022 menjadi 12 negara pada 2023.
Faktor Keberhasilan Senjata Korea Selatan
- Lebih Murah
Salah satu daya tarik utama senjata Korea Selatan adalah efisiensinya dari segi biaya. Misalnya, rudal pencegat Cheon-gong buatan LIG Nex1 menawarkan performa yang hampir setara dengan rudal PAC-3 dari sistem Patriot buatan AS, namun dengan harga sepertiganya. Dalam perang Rusia-Ukraina, disparitas harga ini menjadi jelas. Meluncurkan rudal $4 juta untuk menghancurkan drone seharga $50 ribu jelas tidak efisien. Oleh karena itu, senjata Korea Selatan yang lebih terjangkau menjadi pilihan menarik bagi banyak negara. - Produksi Lebih Cepat
Kecepatan pengiriman menjadi keunggulan lain. Setelah invasi Rusia ke Ukraina, banyak negara membutuhkan pengadaan senjata dalam waktu singkat. Produsen senjata Korea Selatan, yang telah lama berinvestasi dalam kapasitas produksi, mampu memenuhi permintaan ini. Contohnya, Polandia memesan 48 jet tempur FA-50 pada 2022. Dalam waktu kurang dari setahun, 12 unit telah dikirimkan pada akhir 2023. Sisanya akan disesuaikan dengan spesifikasi Polandia dan dikirim mulai 2025. Kemampuan ini membuat FA-50 menjadi pilihan populer, terutama karena kompatibilitasnya dengan jet tempur F-16 buatan AS. - (Hampir) Setara dengan Produk Terbaik
Meskipun bukan yang terbaik di dunia, senjata Korea Selatan menawarkan kompatibilitas tinggi dengan sistem NATO dan AS, serta keandalan yang lebih baik dibandingkan senjata buatan Rusia atau eks-Soviet. Hal ini penting bagi negara-negara yang ingin menyederhanakan logistik dan mendapatkan dukungan purna jual. Contohnya, India mulai memproduksi K9 Thunder secara lokal (dikenal sebagai K9 Vajra-T) setelah menandatangani perjanjian dengan Korea Selatan pada 2015. Produsen Korea Selatan juga memberikan layanan lengkap, termasuk rantai pasok yang stabil, perawatan, dan dukungan teknis di lokasi, sesuatu yang sering absen dari pemasok Rusia.
Prospek Masa Depan
Dalam lanskap geopolitik yang semakin tidak menentu, permintaan akan senjata diperkirakan terus meningkat. Dengan kombinasi harga kompetitif, kemampuan produksi cepat, dan kualitas yang mendekati senjata terbaik dunia, Korea Selatan siap memanfaatkan tren ini.
Bagi investor, saham di sektor pertahanan Korea Selatan tampak menjadi peluang yang menjanjikan, seiring dengan lonjakan belanja militer global yang diproyeksikan terus mencetak rekor.
Tinggalkan Komentar