Nasional Opini
Beranda » Menggali Kekayaan Budaya: Jenis-Jenis Klasifikasi dan Unsur-Unsur Sastra Lisan Dalam Masyarakat Melayu

Menggali Kekayaan Budaya: Jenis-Jenis Klasifikasi dan Unsur-Unsur Sastra Lisan Dalam Masyarakat Melayu

Artikel Disusun Oleh:

Puja Amilillah Pinkan
Rabi Al Fachrazi
Raesa Mega Utami

CO AUTOR : Dr. Nurmalinda, S.Kar., M.Pd  ([email protected])

Pendahuluan

Sastra lisan merupakan salah satu bentuk warisan budaya tak benda yang telah ada jauh sebelum masyarakat mengenal sistem tulis-menulis. Dalam masyarakat Melayu, sastra lisan tidak sekadar menjadi alat hiburan semata, melainkan juga berfungsi sebagai media pendidikan, penyampai nilai-nilai moral, hukum adat, dan sejarah komunitas. Warisan ini diwariskan turun-temurun melalui berbagai bentuk, seperti pantun, syair, hikayat, gurindam, dan cerita rakyat yang hidup dalam ingatan kolektif masyarakat.

Melalui artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis klasifikasi sastra lisan dalam masyarakat Melayu serta unsur-unsur yang membentuknya, guna memperkuat pemahaman akan pentingnya pelestarian kekayaan budaya ini.

Kisruh SPMB 2025, Ketua DPRD Kota Serang Sebut Ada Kegagalan Sistemik

Jenis-Jenis Klasifikasi Sastra Lisan Melayu

Klasifikasi sastra lisan Melayu dapat dibedakan berdasarkan beberapa pendekatan, yaitu berdasarkan bentuk, fungsi, dan isi. Berikut adalah pengelompokan yang lazim digunakan oleh para ahli sastra dan antropolog budaya:

  1. Klasifikasi Berdasarkan Bentuk

1. Puisi Lisan Puisi lisan adalah bentuk sastra yang mengutamakan keindahan bunyi dan irama. Dalam masyarakat Melayu, puisi lisan mencakup:

  • Pantun: Terdiri dari empat baris bersajak ab-ab, pantun digunakan dalam berbagai kesempatan, mulai dari pernikahan, permainan anak, hingga sindiran sosial.
  • Syair: Bentuk puisi naratif dengan irama a-a-a-a, digunakan untuk menyampaikan cerita atau nasihat moral.
  • Gurindam: Terdiri dari dua baris bersajak a-a, gurindam mengandung ajaran atau petuah kehidupan.

2. Prosa Lisan Prosa lisan bersifat naratif, digunakan untuk menyampaikan kisah dan sejarah, seperti:

  • Hikayat: Cerita kepahlawanan atau sejarah tokoh penting.
  • Cerita Rakyat: Kisah yang berkembang di kalangan masyarakat, seperti legenda, mite (mitos), dan fabel.
  • Dongeng: Cerita yang mengandung unsur imajinatif dan menghibur, sering kali disisipkan nilai moral.
  1. Klasifikasi Berdasarkan Fungsi
  • Sastra Pendidikan (Didaktik) Mengandung pesan moral dan ajaran, seperti syair agama atau gurindam.
  • Sastra Hiburan Digunakan sebagai sarana hiburan, misalnya cerita jenaka atau pantun teka-teki.
  • Sastra Upacara/Religius Dipakai dalam ritual dan upacara adat, seperti mantera, jampi, atau doa dalam pengobatan tradisional.
  • Sastra Sejarah Berfungsi sebagai rekam jejak sejarah masyarakat, seperti hikayat atau tambo (sejarah lokal).
  1. Klasifikasi Berdasarkan Isi

Isi dari sastra lisan bisa bersifat:

  • Religius: Mengandung nilai-nilai keagamaan.
  • Heroik: Mengisahkan kepahlawanan dan perjuangan tokoh.
  • Sosial: Menyindir perilaku masyarakat dan menyuarakan kritik sosial.
  • Romantis: Berkisah tentang cinta dan asmara.
  • Magis: Mengandung unsur supernatural atau kepercayaan lokal.

Unsur-Unsur Sastra Lisan dalam Masyarakat Melayu

Untuk memahami sastra lisan secara menyeluruh, perlu ditelaah pula unsur-unsur intrinsik yang membentuk karya tersebut. Unsur-unsur ini mencakup:

Curhat ke Ketua MPR RI, Bupati Serang Keluhkan Tambang Ilegal dan Minta RS di Cikande
  1. Tema

Tema merupakan gagasan utama atau ide pokok yang menjadi dasar pengembangan cerita atau puisi. Tema sastra lisan Melayu umumnya berkisar pada nasihat, cinta, kebijaksanaan, keberanian, atau ajaran agama.

  1. Alur (Plot)

Dalam cerita lisan, alur menjadi penting karena menunjukkan rangkaian kejadian. Alur bisa bersifat linier (maju), mundur (flashback), atau campuran.

  1. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dalam sastra lisan bisa berupa manusia, hewan, atau makhluk gaib yang memiliki watak tertentu, seperti protagonis (pahlawan), antagonis (penjahat), atau tokoh pembantu.

  1. Latar (Setting)

Latar menjelaskan tempat, waktu, dan suasana cerita. Misalnya, latar cerita rakyat Melayu sering berkaitan dengan alam, sungai, hutan, dan kerajaan.

  1. Amanat

Amanat adalah pesan moral atau pelajaran hidup yang ingin disampaikan oleh pencerita kepada pendengar. Amanat bisa tersurat maupun tersirat.

Gubernur Banten Andra Soni Ajak Wisatawan “Sehari Menjadi Baduy”
  1. Gaya Bahasa

Sastra lisan Melayu kaya akan gaya bahasa, seperti majas, peribahasa, metafora, dan simile. Gaya bahasa ini membuat sastra lisan lebih menarik dan mudah diingat.

  1. Irama dan Bunyi

Khusus pada puisi lisan, unsur irama dan bunyi memainkan peran penting untuk memudahkan penghafalan dan memperkuat daya tarik estetika. Contohnya adalah rima dan pola pengulangan.

  1. Konteks Sosial dan Budaya

Setiap karya sastra lisan lahir dari lingkungan sosial dan budaya tertentu. Cerita-cerita rakyat Melayu tidak bisa dipisahkan dari adat istiadat, kepercayaan, dan struktur sosial masyarakatnya.

Pelestarian Sastra Lisan Melayu

Di era modern ini, sastra lisan menghadapi tantangan besar. Globalisasi dan dominasi budaya populer membuat minat generasi muda terhadap cerita-cerita lisan mulai luntur. Oleh karena itu, pelestarian sastra lisan menjadi tugas bersama antara pemerintah, masyarakat adat, dan institusi pendidikan.

Laman: 1 2