Business News

Meningkatnya Kredit Macet di Industri Pembiayaan, Tanda Masyarakat ‘Memaksakan Diri’ Membeli Mobil

Gelumpai.id, Bisnis – Masyarakat Indonesia terpantau semakin ‘memaksakan diri’ untuk membeli mobil, hal ini terlihat dari lonjakan kredit macet yang terjadi di industri pembiayaan atau multifinance pada tahun 2024. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) industri pembiayaan meningkat dari 2,50% pada Januari 2024 menjadi 2,62% pada September 2024. Meski demikian, angka NPL pada September 2024 menunjukkan perbaikan dibandingkan Agustus 2024 yang tercatat sebesar 2,66%.

Dikutip dari CNBC Indonesia, pengamat industri pembiayaan dan otomotif Jodjana Jody mengungkapkan bahwa peningkatan NPL dalam setahun terakhir disebabkan oleh perlambatan ekonomi serta meningkatnya konsumen yang ‘memaksakan diri’ untuk membeli kendaraan dengan tawaran uang muka rendah (low DP). “Pemburukan NPL dalam setahun terakhir ini khususnya diakibatkan faktor perlambatan ekonomi dan maraknya konsumen yang memaksakan diri membeli kendaraan dengan iming-iming low DP,” jelas Jody saat dihubungi oleh CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (16/11/2024).

Jody melanjutkan bahwa biasanya industri multifinance membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk memperbaiki portofolio dari dampak kredit bermasalah ini. Hal ini tentu berdampak pada penyaluran pembiayaan baru, di mana perusahaan dengan NPL tinggi perlu meningkatkan protokol manajemen risiko agar kualitas aset mereka tidak semakin memburuk.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Jody juga memperingatkan bahwa tahun depan akan menjadi tantangan berat bagi industri multifinance. Indonesia masih menghadapi ancaman geopolitik yang besar, penurunan suku bunga yang bisa tertunda, serta beban fiskal yang berat, antara lain karena refinancing utang pemerintah, kenaikan PPN, dan defisit fiskal. “Untuk itu, multifinance benar-benar mesti fokus menjaga perbaikan NPF dan tidak tergoda untuk jor-joran kredit semata. Solusinya adalah dengan menegakkan protokol manajemen risiko dan mulai mendiversifikasi pembiayaan, bukan hanya di sektor otomotif,” ungkap Jody.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.