GELUMPAI.ID — Bill Ackman, miliarder dan pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, meminta agar Trump menghentikan perang dagang yang sedang berlangsung.
Dalam cuitannya di X, Ackman mengatakan bahwa Trump harus segera meminta waktu jeda selama 90 hari untuk menangguhkan kebijakan tarifnya.
“Presiden memiliki kesempatan untuk meminta waktu jeda selama 90 hari,” ujar Ackman, menekankan bahwa jika ini tidak dilakukan, dampaknya akan sangat merugikan iklim bisnis dan investasi di AS.
Ackman memperingatkan bahwa perang tarif ini akan menyebabkan konsumen menarik tabungan mereka, dan bisnis akan berhenti berinvestasi.
“Sebaliknya, jika AS tetap melancarkan perang tarif terhadap setiap negara di dunia, investasi bisnis akan terhenti, konsumen akan menutup dompet dan buku saku mereka, dan reputasi kita akan rusak parah di mata dunia dan butuh waktu bertahun-tahun dan bahkan puluhan tahun untuk memulihkannya,” tambahnya.
Dia bahkan menyebutkan bahwa kebijakan tarif Trump membawa AS menuju “musim dingin nuklir ekonomi” yang diciptakannya sendiri.
“Kita sedang dalam proses menghancurkan kepercayaan pada negara kita sebagai mitra dagang,” ujar Ackman, merujuk pada dampak kebijakan tersebut terhadap hubungan ekonomi global.
Ackman juga menyampaikan bahwa Trump telah kehilangan kepercayaan dari para pemimpin bisnis di seluruh dunia.
“Bisnis adalah permainan kepercayaan. Presiden telah kehilangan kepercayaan dari para pemimpin bisnis di seluruh dunia,” ungkapnya.
Dalam cuitan terpisah, Ackman mengkritik penunjukan Howard Lutnick sebagai Menteri Perdagangan AS.
“Memilih Menteri Perdagangan yang perusahaannya memiliki pendapatan tetap jangka panjang yang bergantung pada utang adalah ide yang buruk. Ini dapat memunculkan konflik kepentingan yang tidak dapat didamaikan,” tegas Ackman.
Tarif baru yang diumumkan Trump mencakup lebih dari 180 negara, termasuk Indonesia dengan tarif 32%. Negara-negara lain di Asia Tenggara juga terdampak, seperti Malaysia (24%), Vietnam (36%), dan Singapura (10%). Jepang dikenakan tarif 24%, sementara China mendapat tarif 34%, dengan total mencapai 54% setelah tarif tambahan yang diberlakukan awal tahun ini.