Musik Famo: Tradisi yang Terseret Arus Kekerasan
Penelusuran akademik oleh Lehlohonolo Phafoli, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, mengungkap bahwa musik Famo berasal dari kawasan kumuh Johannesburg tahun 1920-an. Kala itu, musik ini dipentaskan di tempat minum ilegal yang disebut shebeens untuk menghibur para penambang migran. Dari sana, Famo menyebar ke Lesotho melalui pekerja migran dan wanita Basotho yang kembali dari Johannesburg.
Kekerasan yang Terus Meningkat
Sejak awal tahun ini, kekerasan terkait Famo dilaporkan semakin meningkat. Dilansir dari Al Jazeera, pada Juli lalu, dua tokoh Famo tewas dalam penembakan brutal di Maseru. Khopolo Khuluoe, seorang penyanyi pemenang penghargaan, dan Pulane Macheli, seorang penyiar radio, menjadi korban saat berupaya menghentikan kekerasan.
Perseteruan antara dua geng besar Famo – Terene ea Mokata Lirope dan Liala Mabatha – disebut menjadi pemicu utama pembunuhan demi pembunuhan. Salah satu insiden terjadi di Leribe, di mana dua anggota geng ditembak saat pemakaman, diikuti pembunuhan balas dendam yang menewaskan lima anggota keluarga dari geng rival.
Pemerintah telah berusaha keras dengan melarang atribut geng, termasuk selimut tradisional dengan warna khas yang menjadi simbol identitas kelompok. Meski begitu, kekerasan tetap sulit dihentikan.
Budaya yang Terseret
Menurut John Mokwetsi, seorang jurnalis lokal, kekerasan ini juga berkaitan dengan aktivitas penambangan ilegal di Afrika Selatan. “Geng-geng Famo kini menguasai tambang-tambang emas ilegal,” ujarnya. “Ketika mereka gagal menemukan anggota geng yang ingin mereka serang di Afrika Selatan, mereka pergi ke Lesotho untuk menyerang keluarganya.”
Dilansir dari Al Jazeera, banyak orang kini enggan melaporkan aktivitas geng Famo karena takut terjadi pembalasan. Bahkan, beberapa pihak keamanan seperti polisi dan militer diduga telah disusupi oleh anggota geng.
Thope Tse Khang, meskipun kecewa dengan situasi yang membayangi musik Famo, tetap optimistis. “Musik ini seharusnya menyatukan, bukan memecah-belah,” ujarnya. Saat ini, ia mencoba memadukan Famo dengan hip-hop untuk menarik perhatian generasi muda tanpa melupakan esensi tradisional genre tersebut.
Tinggalkan Komentar