Internasional

Netanyahu Sebut Tuduhan di Pengadilan Korupsi sebagai “Absurd”

GELUMPAI.IDBenjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, untuk pertama kalinya tampil di pengadilan dalam sidang kasus korupsinya yang sudah berlangsung lama. Dalam kesaksiannya, Netanyahu menolak semua tuduhan terhadapnya, menyebutnya sebagai “samudra absurditas.”

Dilansir dari Al Jazeera, Netanyahu menghadapi tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan publik dalam tiga kasus terpisah. Namun, ia selalu membantah tuduhan tersebut dan tetap berpendapat bahwa tidak ada yang salah dengan tindakannya.

Selama sekitar empat jam di pengadilan, Netanyahu menyerang media Israel yang menurutnya memiliki kecenderungan kiri, menyebut para jurnalis telah mengejar-ngejarnya selama bertahun-tahun hanya karena kebijakannya yang tidak sejalan dengan dorongan untuk mendirikan negara Palestina.

“Saya sudah menunggu delapan tahun untuk momen ini untuk mengatakan yang sebenarnya,” ujar Netanyahu di hadapan tiga hakim pengadilan. “Namun saya juga seorang perdana menteri Saya memimpin negara melalui perang tujuh front. Saya pikir keduanya bisa dilakukan secara bersamaan.”

Proses persidangan ini berlangsung pada saat ketegangan di wilayah Gaza masih tinggi, dengan serangan Israel yang terus berlanjut. Beberapa kritik menilai bahwa Netanyahu memperpanjang serangan di Gaza demi mempertahankan kekuasaannya, termasuk memblokir kesepakatan gencatan senjata yang dapat membebaskan banyak sandera Israel yang ditahan di Gaza.

Harga Bitcoin Anjlok ke Bawah USD 80.000 di Tengah Tekanan Ekonomi Global dan Sentimen Negatif Pasar

Di luar ruang pengadilan, puluhan demonstran berkumpul, termasuk anggota keluarga dari sandera yang ditahan di Gaza. Serangan Israel di Gaza sudah menewaskan lebih dari 44.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut data dari otoritas kesehatan Palestina.

Kasus-Kasus Korupsi Netanyahu

Netanyahu diadili dalam tiga kasus terpisah yang dimulai pada 2019: Kasus 1000, Kasus 2000, dan Kasus 4000.

Dalam Kasus 1000, Netanyahu didakwa menerima hadiah mewah dari seorang produser Hollywood kaya raya sebagai imbalan atas bantuan untuk kepentingan bisnis pribadi. Dalam Kasus 2000, ia dituduh berusaha mendapatkan keuntungan regulasi dari pemilik media sebagai imbalan untuk pemberitaan yang menguntungkan dirinya.

Laman: 1 2

Berita Populer

01

Axel Pons Pembalap Moto2 yang Jadi Musafir Jalan Kaki ke India

02

Pilkada Absurditas

03

Kejati Banten Dituding Politisasi Kasus untuk Downgrade Airin

04

CCTV Ungkap Detik-Detik Tragis Liam Payne di Hotel

05

Net TV Resmi Ganti Nama Jadi MDTV dan Pimpinannya, Halim Lie Ditunjuk Jadi Direktur Utama