Timur Tengah

Netanyahu Tolak Hentikan Perang di Gaza

Table of Contents+

    GELUMPAI.ID — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan Israel tidak akan menghentikan perang di Gaza. Pernyataan ini disampaikan meski ada kemungkinan kesepakatan pembebasan sandera.

    Serangan udara Israel mengenai dua rumah sakit di Gaza pada Selasa, 13 Mei 2025. Sedikitnya delapan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

    Netanyahu menyampaikan pernyataan tersebut saat mengunjungi tentara yang terluka pada Senin. “Kami akan masuk ke Gaza dengan kekuatan besar untuk menyelesaikan misi,” ujarnya.

    Militer Israel mengklaim salah satu serangan menargetkan pusat komando Hamas di bawah rumah sakit di Khan Younis. Serangan ini menewaskan enam orang dan melukai 40 lainnya.

    Sebelumnya, serangan di Rumah Sakit Nasser juga menewaskan dua orang. Israel menyebut militan beroperasi di dalam rumah sakit tersebut.

    Eskalasi di Garis Kontrol India-Pakistan Tewaskan Puluhan Warga

    Berdasarkan informasi yang dihimpun dari AP News, serangan ini memperumit pembicaraan gencatan senjata. Pembicaraan sempat menunjukkan kemajuan setelah Hamas membebaskan sandera Amerika pada Senin.

    Hamas membebaskan tentara Israel-Amerika, Edan Alexander, sebagai isyarat kepada Presiden AS Donald Trump. Trump, yang sedang mengunjungi kawasan, menyambut pembebasan ini sebagai langkah menuju perdamaian.

    Namun, pernyataan Netanyahu menunjukkan ketegangan dengan Trump. Ia menegaskan gencatan senjata hanya akan bersifat sementara.

    “Kami bisa membuat gencatan senjata untuk waktu tertentu, tapi kami akan terus hingga tuntas,” kata Netanyahu.

    Netanyahu juga menyebut Israel akan segera meningkatkan operasi militer. Ia menegaskan tujuan utama adalah menghancurkan Hamas.

    Serangan Israel di Rumah Sakit Gaza Memperburuk Kondisi Malnutrisi Anak-Anak

    Orang tua Edan Alexander, Yael dan Adi, berbicara kepada jurnalis di Rumah Sakit Ichilov, Tel Aviv. Mereka mengungkapkan kelegaan atas pembebasan putra mereka.

    “Kami sangat bersyukur Edan kembali dengan selamat,” ujar Yael Alexander.

    Perang yang telah berlangsung 19 bulan ini terus menimbulkan korban. Serangan terhadap fasilitas medis meningkatkan kekhawatiran dunia internasional.