Anies-Aher Rumuskan Solusi Pendidikan

Anies-Aher

Aher mengatakan, meski pembangunan diukur dari pertumbuhan , namun dampaknya harus bisa juga untuk sampai pada .

“Kesejahteraan masyarakat pada level yang paling bawah juga (harus) terdampak (dari pembangunan),” katanya.

yang hadir dalam kapasitasnya sebagai pendiri Indonesia Mengajar menegaskan bahwa masalah utama pendidikan di Indonesia adalah .

Mereka yang berprestasi di kampus tidak berminat menjadi dan lebih memilih profesi lain. Apalagi menjadi di daerah-daerah pedalaman dan terpencil.

“Padahal sebenarnya mereka ini mau menjadi , yang tidak mau adalah menjadi seumur hidup. (Maka) kami tawarkan mereka insentif non material. Kami tidak pernah menawari mereka rupiah, karena mereka pasti akan membandingkannya dengan di kota. Kami tawarkan apakah mereka mau punya bekas yang akan terus diingat seumur hidup oleh anak-anak di pedalaman ini. Sesuatu yang mulia harus diturunkan dengan sesuatu yang rasional,” ungkapnya.

Anies mengatakan bahwa ada dua pendekatan ketika melakukan aktifitas sosial, yaitu program dan . Sifat program adalah pelakunya hanya terbatas pada mereka yang terlibat di dalamnya, sedangkan lebih melibatkan sebanyak mungkin masyarakat.

“Hampir semua kegiatan kita bersifat program sehingga orang-orang yang berada di luar program hanya akan menjadi penonton. Republik ini tidak dibangun dengan program, tapi dengan . Misalnya, saat awal merdeka, ada 95 persen penduduk Indonesia yang buta huruf. Pemerintah lalu membuat untuk memberantas buta huruf dengan mengajak masyarakat yang bisa membaca untuk mengajar mereka yang buta huruf. Bung Karno tahun 1948 mengajak masyarakat yang melek huruf di alun-alun Yogyakarta untuk mengajar,” katanya.

Rifqi Fatahilah
WRITTEN BY

Rifqi Fatahilah

Kenyamanan dalam bekerja merupakan kunci untuk mendapatkan hasil yang paripurna

Tinggalkan Balasan

close