Anies menuturkan, gerakan adalah kolaborasi. Ketika mendorong gerakan seperti Indonesia Mengajar, maka harus ada pesan yang membuat orang terpancing untuk ikut memikirkan sehingga berujung pada keterlibatan.
“Indonesia Mengajar menawarkan pengalaman baru yang akan didapat oleh mereka yang terlibat. Bukan menceritakan adanya suatu masalah untuk diselesaikan, melainkan apa yang mereka dapatkan jika berpartisipasi dalam gerakan ini,” tuturnya.
Keunggulan sebuah gerakan bukan hanya menyelesaikan masalah, tapi mengajak sebanyak mungkin orang untuk ikut menyelesaikan masalah.
“Kalau hanya program, efek tularnya kecil. Birokrasi terbiasa program, menyusun anggaran sendiri, dan rakyat hanya diminta untuk bayar pajak saja. Begitu birokrasi terlatih untuk berkolaborasi, masyarakat itu datang membawa ide, gagasan, terobosan,” ucapnya.
Menurut Anies, pendidikan itu adalah tentang siapa dapat apa. Siapa dididik apa hari ini, besok akan duduk di mana.
“Pendidikan adalah instrument untuk membentuk masyarakat yang adil di masa akan datang,” tandasnya.
