Inflasi Juni mengalami peningkatan terutama disebabkan oleh kenaikan harga pangan bergejolak (volatile food) yang signifikan mencapai 10,07 persen secara year on year dibandingkan dengan Mei yang sebesar 6,05 persen. Adapun inflasi inti Juni 2022 tercatat sebesar 2,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,58 persen.
Meningkatnya inflasi inti mencerminkan semakin menguatnya permintaan domestik. Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah mengalami peningkatan 5,33 persen dibanding Mei 4,83 persen setelah bergerak stabil di dua bulan sebelumnya. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara dan cukai hasil tembakau.
Febrio memastikan, meskipun meningkat, inflasi Juni 2022 masih terjaga. Ia menyebut pemerintah juga telah mengalokasikan subsidi energi dan kompensasi yang mencapai Rp 502,4 triliun.
“Subsidi dan kompensasi energi diberikan untuk menjaga stabilisasi harga, melindungi daya beli serta menjaga momentum pemulihan ekonomi. Mengingat energi merupakan kebutuhan pokok, kebijakan subsidi energi ini vital bagi proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung,” tandasnya.