RSUD Banten Dinilai Lalai, Ketum HMI MPO Komisariat Unbaja : Pelayanan Seadanya

““Ini menjadi catatan pertama kami. Bayangkan jika memang ada yang benar-benar butuh cepat dan layanan hotlinenya rusak seperti itu, pasti sangat menyusahkan. Bahkan orang Puskesmas saja tidak tahu bagaimana untuk menghubungi RSUD selain melalui hotline. Kami terpaksa menggunakan WhatsApp pribadi untuk menyambungkan pihak RSUD dengan Puskesmas untuk berkoordinasi,” katanya.

Pemeliharaan Alat Kesehatan RSUD Banten yang Terabaikan

Bukan hanya itu saja masalah yang terjadi. Rupanya pada saat pendampingan, Ketua Umum HMI MPO Komisariat Unbaja itupun juga menemukan masalah lain yang ada di lokasi

Dirinya menyoroti perihal pemeliharaan alat kesehatan milik RSUD Banten.

Setelah melakukan konsultasi dan koordinasi hampir sekitar tiga jam, Rifqi mengatakan bahwa pasien stroke itu dapat dirujuk ke RSUD Banten. Namun ternyata, alat CT Scan milik RSUD Banten juga tengah rusak dan tidak bisa digunakan.

“Hingga akhirnya RSUD mengarahkan untuk pergi ke Rumah Sakit Drajat Prawiranegara (RSDP) dulu untuk menjalankan CT Scan, lalu dirujuk lagi ke RSUD Banten untuk perawatan lanjutan,” tuturnya.

Melihat serangkaian masalah tersebut, Rifqi menyayangkan fasilitas yang tersedia di rumah sakit milik provinsi itu begitu ala kadarnya, dan pelayanan yang diberikan terkesan lalai.

“Jangan sampai mentang-mentang gratis, pelayanannya jadi tidak maksimal. Pelayanan seadanya, fasilitas seadanya,”

“RSUD harus bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat. Kalau untuk menghubunginya saja sudah susah, bagaimana masyarakat bisa mudah dalam mengakses pelayanannya,” tandasnya.***

Taufiq Solehudin
WRITTEN BY

Taufiq Solehudin

Suka menyimak, tertarik menjadi pendengar yang baik, tapi tidak minat dengan kopi | Soup Beef Enthusiast

Tinggalkan Balasan