GELUMPAI.ID – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) untuk membahas masa depan Gaza di tengah konflik yang masih berlangsung.
Rubio tiba di Riyadh bersama Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz dan utusan khusus Timur Tengah Steve Witkoff pada Selasa (18/2/2025). Pertemuan ini dilakukan sebelum delegasi AS bertemu dengan perwakilan Rusia di ibu kota Saudi.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, diskusi utama mereka mencakup upaya untuk meningkatkan keamanan regional di tengah perang Israel-Hamas yang telah berlangsung lebih dari 500 hari.
“(Rubio dan MBS) menegaskan kembali komitmen mereka untuk melaksanakan gencatan senjata di Gaza dan memastikan bahwa Hamas membebaskan semua sandera, termasuk warga negara Amerika,” demikian pernyataan yang dikutip dari AFP.
Rubio juga menyoroti pentingnya pengaturan baru di Gaza yang dapat mendukung stabilitas di kawasan. Selain itu, pertemuan tersebut membahas isu-isu lain seperti situasi di Suriah, Lebanon, serta keamanan Laut Merah dan kebebasan navigasi.
Namun, tidak ada pembahasan terkait usulan kontroversial Presiden Donald Trump untuk AS mengambil alih Jalur Gaza dan mengusir penduduk Palestina.
Di sisi lain, pernyataan resmi dari pemerintah Saudi hanya menyebut bahwa Rubio dan MBS berdiskusi mengenai “perkembangan regional dan internasional” serta “upaya untuk menjamin keamanan dan stabilitas di kawasan.”
Arab Saudi sendiri telah menolak keras rencana AS untuk Gaza. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, tidak menyinggung proposal tersebut dalam pernyataannya.
Rubio juga melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan. Namun, keduanya tidak memberikan komentar kepada media usai pertemuan.
Meski begitu, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Rubio menyoroti “kekuatan hubungan AS-Saudi” serta “harapan peningkatan kerja sama ekonomi dan pertahanan antara kedua negara.”
Sebelumnya, Trump pernah berupaya menormalisasi hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Israel. Namun, perang Gaza membuat sikap negara-negara Arab terhadap normalisasi tersebut semakin tegas.